Malang (Antara Jatim) - Universitas Brawijaya (UB) Malang memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) khotmil Quran secara berkesinambungan terlama, yakni selama tujuh kali 24 jam (tujuh hari berturut-turut) lebih 17 menit di Masjid Raden Patah kampus setempat, Rabu.
Selama ayat-ayat suci Al Quran tersebut dilantunkan dalam tujuh hari tujuh malam tanpa henti, peserta yang mencapai 2.222 itu telah mengkhatamkan Al Quran 70 kali. Khotmil Quran dimulai, Kamis (27/7) hingga Rabu (2/8) yang ditutup dengan lantunan merdu tilawatil Quran Prof Said Agil Siraj yang melantunkan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan Annas.
Pemecahan rekor MURI Khotmil Quran di Universitas Brawijaya tersebut merupakan rangkaian pendukung dilaksanakannya Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV yang digelar di UB dan Universitas Negeri Malang (UM).
Rektor Universitas Brawijaya Prof Moh Bisri mengatakan sangat luar biasa karena selama ini belum pernah ada pemecahan rekor seperti ini. "Tadi Pak Said Agil sendiri kan mengatakan kalau sepanjang sejarah pelaksanaan MTQMN selama 30 tahun belum pernah ada pemecahan rekor MURI Khotmil Quran seperti ini, saya kira ini sangat luar biasa," ujarnya.
Menurut rektor, rekor MURI ini hanya sekali dan akan ada pemecahan lagi kalau ada yang melebihi. Namun, sebenarnya hakekat dari pemecahan rekor MURI ini bukan pemecahan rekornya dari tahun ke tahun yang terus bertambah (melebihi) yang telah dipecahkan atau yang telah dilakukan.
Tetapi, lanjutnya, membaca dan memahami Al Quran ini yang sangat positif dalam memahami dan memaknai Al Quran. Kampus UB sebagai "pabrik" sumber daya manusia (SDM) betul-betul kongkrit. "Kami ingin betul-betul kongkrit dengan apa yang dinamakan revolusi mental yang telah dicanangkan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua MTQMN XV dan pemecahan rekor MURI, Akhmad Muwafik Saleh menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya. "Kami sangat berterima kasih kepada peserta yang ikut berpartisipasi dalam gelaran khataman Alquran selama 7X24 jam nonstop. Kita berkumpul di tempat ini, selama 7 hari 7 malam. Alhamdulillah pada hari ini kita bisa selesaikan Khotmil Quran," katanya.
Ia mengemukakan dalam pemecahan rekor MURI tersebut, ada sekitar 52 kali Khotmil Quran, yakni membaca melalui mushaf, tapi itu belum dihitung hafalan lainnya yang dilakukan oleh hafiz dan hafizah cilik yang diundang, sehingga total dari Khotmil Quran yang dilakukan selama 7 hari 7 malam ada kurang lebih 70 khatam," tuturnya.
Dalam mensukseskan pemecahan rekor MURI tersebut, ada sejumlah peserta yang diundang, di antaranya 10 pesantren di Kota Malang, 42 sekolah mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA di wilayah Malang, 3 majelis taklim, dan 8 hafiz cilik dari SD Islam As-Salam Kota Malang.
Hafiz cilik yang paling muda berusia 6 tahun, yakni Audi Fatimah dan Hanandi kelas 1 dari SD Islam As-Salam Malang. "Berbagai kalangan dan elemen banyak yang berpartisipasi dalam khotmil Quran yang akhirnya memecahkan rekor MURI ini," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Selama ayat-ayat suci Al Quran tersebut dilantunkan dalam tujuh hari tujuh malam tanpa henti, peserta yang mencapai 2.222 itu telah mengkhatamkan Al Quran 70 kali. Khotmil Quran dimulai, Kamis (27/7) hingga Rabu (2/8) yang ditutup dengan lantunan merdu tilawatil Quran Prof Said Agil Siraj yang melantunkan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan Annas.
Pemecahan rekor MURI Khotmil Quran di Universitas Brawijaya tersebut merupakan rangkaian pendukung dilaksanakannya Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV yang digelar di UB dan Universitas Negeri Malang (UM).
Rektor Universitas Brawijaya Prof Moh Bisri mengatakan sangat luar biasa karena selama ini belum pernah ada pemecahan rekor seperti ini. "Tadi Pak Said Agil sendiri kan mengatakan kalau sepanjang sejarah pelaksanaan MTQMN selama 30 tahun belum pernah ada pemecahan rekor MURI Khotmil Quran seperti ini, saya kira ini sangat luar biasa," ujarnya.
Menurut rektor, rekor MURI ini hanya sekali dan akan ada pemecahan lagi kalau ada yang melebihi. Namun, sebenarnya hakekat dari pemecahan rekor MURI ini bukan pemecahan rekornya dari tahun ke tahun yang terus bertambah (melebihi) yang telah dipecahkan atau yang telah dilakukan.
Tetapi, lanjutnya, membaca dan memahami Al Quran ini yang sangat positif dalam memahami dan memaknai Al Quran. Kampus UB sebagai "pabrik" sumber daya manusia (SDM) betul-betul kongkrit. "Kami ingin betul-betul kongkrit dengan apa yang dinamakan revolusi mental yang telah dicanangkan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua MTQMN XV dan pemecahan rekor MURI, Akhmad Muwafik Saleh menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya. "Kami sangat berterima kasih kepada peserta yang ikut berpartisipasi dalam gelaran khataman Alquran selama 7X24 jam nonstop. Kita berkumpul di tempat ini, selama 7 hari 7 malam. Alhamdulillah pada hari ini kita bisa selesaikan Khotmil Quran," katanya.
Ia mengemukakan dalam pemecahan rekor MURI tersebut, ada sekitar 52 kali Khotmil Quran, yakni membaca melalui mushaf, tapi itu belum dihitung hafalan lainnya yang dilakukan oleh hafiz dan hafizah cilik yang diundang, sehingga total dari Khotmil Quran yang dilakukan selama 7 hari 7 malam ada kurang lebih 70 khatam," tuturnya.
Dalam mensukseskan pemecahan rekor MURI tersebut, ada sejumlah peserta yang diundang, di antaranya 10 pesantren di Kota Malang, 42 sekolah mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA di wilayah Malang, 3 majelis taklim, dan 8 hafiz cilik dari SD Islam As-Salam Kota Malang.
Hafiz cilik yang paling muda berusia 6 tahun, yakni Audi Fatimah dan Hanandi kelas 1 dari SD Islam As-Salam Malang. "Berbagai kalangan dan elemen banyak yang berpartisipasi dalam khotmil Quran yang akhirnya memecahkan rekor MURI ini," ujarnya.(*)
Video Oleh: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017