Madiun (Antara Jatim) – Pemkab Madiun bersama Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Dan Sekitarnya (DS) terus berupaya mengembangkan Wana Wisata Nongko Ijo di Desa Kare karena sangat potensial untuk menjadi destinasi unggulan.

"Pemkab Madiun punya komitmen untuk mengembangkan destinasi wisata seperti Nongko Ijo ini karena cukup punya potensi. Untuk itu bersama Perum Perhutani, Pemkab akan terus menambah fasilitas pendukung. Pemerintah desa juga akan menyediakan lahan seluas 23 hektare tak jauh dari tempat ini untuk bumi perkemahan," kata Bupati Muhtarom di Wana wisata Nongko Ijo, Selasa (1/8).
   
Wana wisata Nongko Ijo seluas tujuh hektare terdiri dari hutan pinus berada di lereng Gunung Wilis. Sejak dibuka Januari 2017 lalu, wana wisata itu banyak dikunjungi wisatawan dari Madiun dan sekitarnya. Sejumlah fasilitas tersedia antara lain, rumah pohon, tempat duduk dari kayu, ayunan, tempat berswafoto, gubuk-gubuk tempat istirahat dan puluhan warung.

"Pohon pinus yang rindang di dekat aliran sungai menjadikan tempat ini menjadi teduh dan dingin. Wisatawan bisa menikmati pemandangan alam Gunung Wilis dan aliran sungai. Nanti akan kita kembangkan juga wisata air di sungai itu, ini potensi yang luar biasa," ujar Wakil Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Dan Sekitarnya (DS) Adi Nugroho menambahkan.
Menurut Adi Nugroho kawasan hutan pinus yang berada di wilayah KPH Lawu DS tersebut sangat layak untuk terus dikembangkan. "Lokasi dan pemandangannya sangat bagus, sehingga Perhutani bersama Pemkab Madiun dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan akan bekerja sama untuk meningkatkan fasilitas. Kami telah memutuskan untuk tidak menyadap getah pinus demi kepentingan pengembangan wana wisata ini. Sehingga wisatawan merasa lebih aman dan nyaman," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Madiun, Edy Bintardjo menjelaskan luas kawasan Wana wisata Nongko Ijo tujuh hektar sudah cukup luas. "Bicara soal wisata sebenarnya kita tidak perlu lahan yang sangat luas. Bahkan dua atau tiga hektare saja sebenarnya sudah cukup. Yang penting wisatawan bisa duduk lama menikmati suasana," jelas Edy Bintardjo.

Fasilitas yang tersedia sekarang seperti rumah pohon, ayunan, tempat duduk dari kayu, tempat berswafoto, gubuk wisata dan warung dan sekarang sedang dibangun jalur joging, menurut Edy sudah cukup membuat wisatawan merasa nyaman.

"Kita harapkan warga sekitar yang membuka usaha warung semakin kreatif untuk bisa mendapatkan berkah. Misalnya menjual minuman dan makanan yang berasal dari wilayah sekitar. Kalau wialayah ini penghasil kopi seharusnya mereka jangan menjual kopi kemasan 'sachet' buatan pabrik. Kalau mereka menjual kopi 'sachet' maka yang lebih banyak menikmati untungnya bukan masyarakat di sini, tapi pabrik," ujar Edy.

Wana Wisata Nongko Ijo berjak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Madiun, sebagian jalan menuju lokasi merupakan jalan beraspal. Masih ada sekitar satu kilometer ruas jalan merupakan jalan makadam. Karena sebagian jalan menuju lokasi masih sempit, mobil dilarang masuk. Bagi wisatawan yang tidak ingin berjalan kaki tersedia ojek motor dengan ongkos Rp5.000 sekali jalan. Wisatawan dikenai retribusi parkir Rp5.000 untuk mobil dan Rp2.000 untuk setiap sepeda motor. sedangkan retribusi masuk kawasan wana wisata Rp3.000 per orang. (*)

Pewarta: Siswowidodo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017