Gresik (Antara Jatim) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Serpong bekerja sama dengan PT Garam berencana mengembangkan produksi garam dalam negeri dengan membangun pabrik baru dan melakukan revitalisasi.

Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Prof Eniya Listiani Dewi ditemui di Gresik, Sabtu, mengatakan pengembangan produksi garam tersebut akan dipusatkan di  Sampang, Madura, Jawa Timur.

"Untuk lokasi tepatnya saya kurang paham, namun keduanya tidak jauh dari keberadaan pabrik PT Garam saat ini di wilayah Sampang," katanya.

Eniyah mengaku sudah melakukan kontrak kerja sama dengan PT Garam dengan masing-masing kapasitas untuk revitalisasi garam sebesar lima ton per jam, dan untuk pabrik baru 10 ton per jam.

Ia menjelaskan, dalam program revitalisasi itu BPPT akan mendorong tingkat efisiensi kadar garam yang selama ini masih sekitar 80 hingga 90 persen Natrium klorida (NaCl) menjadi 94 hingga 97 persen NaCL.

"Dua program yakni revitalisasi dan pembangunan pabrik baru yang kami lakukan intinya sama, yakni ada proses peningkatkan kadar garam dengan fokus pada kristalisasi dan pencucian garam," katanya.

Eniyah mengatakan, dorongan peningkatan kapasitas kadar garam juga sedang dilakukan BPPT di wilayah Jawa Tengah dengan kerja sama pemerintah daerah setempat.

"Ketika kami tracking di sejumlah wilayah rata-rata kadar garam petani masih sekitar 80-90 NaCL, padahal garam pangan awalnnya harus sekitar 94 persen kemudian ditingkatkan menjadi 97 persen," katanya

Sebelumnya, tingginya harga dan kelangkaan produk garam terjadi di beberapa wilayah tak terkecuali Jawa Timur, sehingga pemerintah daerah setempat meminta agar Kementerian Perdagangan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan mempercepat solusi terkait masalah itu.

"Kelangkaan ini juga mengakibatkan harga garam konsumsi terus meningkat, bahkan saat ini sudah mencapai dua kali lipat dari harga normal," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jatim, harga garam terus mengalami kenaikan, yaitu pada Juli 2014 harga garam konsumsi perkilogramnya Rp2.984, pada juli 2015 harganya Rp3.308, kemudian Juli 2016 Rp3.883 dan pada Juli 2017 meningkat menjadi Rp5.792.

Sementara itu, impor garam sebenarnya bisa dilakukan tetapi terkendala Peraturan Pemerintah, yakni impor garam hanya bisa dilakukan untuk garam yang kadar Natrium Klorida-nya (NaCL) di bawah 97 persen.

Sedangkan PT Garam sebagai satu-satunya importir yang bisa mendatangkan garam konsumsi juga kesulitan karena lumbung garamnya sudah jarang memproduksi dengan kandungan NaCL layak.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017