Tulungagung (Antara Jatim) - Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga memberi apresiasi atas program penyehatan koperasi yang dilakukan jajaran kementerian, gubernur, dan kepala daerah sehingga kontribusi terhadap produk domestik bruto meningkat empat persen.

"Kami berharap progres ini terus meningkat, dan bisa `pecah telor` sehingga PDB nasional dari perkoperasian mencapai lima persen," katanya usai menghadiri Peringatan Hari Koperasi ke-70 Jawa Timur di Tulungagung, Jumat.

Ia mengungkapkan, pada tahun 2016 koperasi mampu mendorong PDB Indonesia mencapai empat persen lebih.

Ini merupakan kerja keras para gubernur, bupati yang jelas sinergi dari semua pihak. Saya bersyukur koperasi sekarang tidak satu koma lagi tapi sudah empat persen," ujarnya.

Menkop UKM menyatakan optimistis, progres perkembangan koperasi di Tanah Air akan terus meningkat dan ditargetkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesa.

Pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyehatkan sejumlah koperasi yang dalam kondisi sakit.

"Kami bersama bupati dan gubernur (akan berusaha) bagaimana membina koperasi sakit ini menjadi sehat. Tapi kalau tidak bisa dibina ya dibubarkan lagi," ujarnya.

Ia menjelaskan, saat ini terdapat 76 ribu koperasi yang kondisinya sehat, sedangkan koperasi sakit sebanyak 76 lembaga.

"Kami sudah membubarkan 43 ribu koperasi dalam rangka pembuatan database koperasi, ini bukan semangat pembubaran, tapi untuk membuat database koperasi yang benar," ujarnya.

Menurut Menteri Puspayoga, sebanyak 43 ribu koperasi yang telah dibubarkan rata-rata memiliki persoalan dalam manajemen, sehingga prinsip dasar berkoperasi tidak bisa berjalan maksimal dan justru cenderung tidak aktif.

Untuk mendukung misi penyehatan koperasi itu, lanjut dia, Kemenkop UKM membuat program untuk koperasi dan UMKM yang tidak terjaring oleh KUR, yakni dengan memberikan maksimal pinjaman Rp10 juta.

Menkop dan UKM berpesan kepada jajaran instansi yang menangani koperasi dan UMKM untuk membina koperasi yang sakit dan tidak membuat banyak koperasi.

"Lebih baik membina koperasi yang sakit agar sehat kembali. Ke depan tidak ada lagi koperasi yang sehat dan sakit. Kalau tidak bisa dibina, maka dibubarkan," ujarnya.

Menurut Menkop, yang terpenting koperasi semakin hari jumlahnya makin banyak anggota, dan makin berkualitas, sehingga bisa menyumbangkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.

Dikonfirmasi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan di daerahnya saat ini ada sekitar 31 ribu koperasi, 82 persen dalam kondisi bagus, sedangkan 18 persen kondisinya tidak bagus.

"Kalau yang dibubarkan saya tidak tahu persis jumlahnya. Manajemen tetap menjadi persoalan, kadang uangnya dihabiskan pengurus. Tapi secara prinsip, kami mendukung penuh langkah dan kebijakan dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk menyehatkan koperasi tersebut," kata Soekarwo. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017