Gresik (Antara Jatim) - Operasional perusahaan pengelola bahan baku konsentrat, PT Smelting di Kabupaten Gresik, Jawa Timur kembali normal, setelah sebelumnya berhenti beroperasi, bahkan  lebih produktif dan lebih efesien dibanding sebelum berhenti produksi.

Manajer PT Smeting Gresik, Antonius Prayoga di Gresik, Selasa mengatakan, hingga Mei 2017 pascaberoperasinya pabrik rasio kualitas produk anoda tembaga sudah mencapai 99,85 persen. Rasio itu melampaui kualitas tiga bulan terakhir sebelum pabrik berhenti beroperasi.

"Artinya operasional pabrik Smelting sudah betul-betul normal kembali. Bahkan, sudah melampaui produktifitas sebelum berhenti operasional," kata dia.

Ia mengatakan, lancarnya produktivitas karena didukung dengan karyawan baru yang mematuhi Standard Operation Procedure (SOP), dan mengikuti sepenuhnya instruksi perusahaan.

"Para pekerja yang sekarang disiplin, cepat belajar dan rajin. Sehingga kesalahan-kesalahan dalam mengoperasikan pabrik menjadi lebih kecil. Ini luar biasa," katanya.

Selain itu, kata dia, hubungan antara pekerja baru dengan para manager juga sudah menjadi lebih dekat, dan segala persoalan karyawan selalu bisa dipecahkan. 

"Segala sesuatunya berubah, dan sikap mereka sangat positif untuk memajukan pabrik," tuturnya. 

Sebelumnya, PT Smelting Gresik yang merupakan perusahaan pengelola bahan baku konsentrat PT Freeport Indonesia sempat berhenti produksi selama 41 hari karena ada persoalan dengan pekerja.

Akibatnya, perusahaan terpaksa merekrut tenaga baru karena ratusan karyawan mogok menuntut perubahan perjanjian kerja dengan perusahaan, sehingga sempat mengganggu produksi selama hampir dua bulan.

Sementara itu, salah satu produk Smelter pertama di Indonesia itu adalah Acid (asam sulfat), atau bahan baku pupuk untuk operasional Petrokimia Gresik.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017