Bangkalan (Antara Jatim) - Dinas Sosial Pemkab Bangkalan di Pulau Madura, Jawa Timur membekali para
pemuda putus sekolah mengikuti kursus keterampilan, agar mereka menjadi
pemuda terampil dan memiliki pekerjaan tetap.
Menurut Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial Pemkab Bangkalan Taufan Zairinsyah di Bangkalan, Selasa, program tersebut khusus diberikan kepada para pemuda yang memiliki minat memiliki keterampilan untuk meningkatkan perekonomian mereka dan ingin memiliki usaha mandiri.
"Program pembekalan kepada pemuda dan remaja putus sekolah ini, merupakan program rutin tahunan, dan kami bekerja sama dengan balai pelatihan Provinsi Jawa Timur," ujarnya.
Ia menuturkan pada tahun 2016, jumlah pemuda di Kabupaten Bangkalan yang putus sekolah dan telah mengikuti program kursus keterampilan ke balai latihan kerja Provinsi Jawa Timur sebanyak 10 orang.
"Tahun ini pemuda yang mendaftar mengikuti program ini sebanyak lima orang," katanya, menjelaskan.
Ahmad Zairinsyah menjelaskan, program kursus keterampilan itu gratis dibiayai oleh APBD Pemkab Bangkalan.
"Syaratnya harus mengajukan permohonan ke Dinsos Bangkalan melalui aparat desa setempat," katanya.
Setiap pemuda yang berkenan mengikuti pelatihan itu, akan mendapatkan biaya hidup selama berada di tempat pelatihan.
"Jadi, semuanya sudah ditanggung pemerintah. Bahkan ketika selesai mengikuti mereka akan diberikan dana stimulan untuk bisa langsung membuka lapangan kerja, sesuai dengan jenis keterampilan yang mereka pelajari di balai latihan kerja," ujarnya.
Kabid Rehabilitasi Dinsos Bangkalan ini lebih lanjut menjelaskan, pada tahun 2017, latihan kerja untuk lima orang pemuda putus sekolah yang dipastikan mengikuti program tersebut mulai Agustus 2017.
"Mereka semuanya dari Desa Dakiring, Kecamatan Socah, Bangkalan," ujarnya, menjelaskan.
Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan belum lama ini merilis sebanyak 140 anak putus sekolah untuk tingkat SLTP, sedangkan jumlah siswa tingkat SLTA sebanyak 46 orang.
Dengan demikian, maka jumlah siswa putus sekolah di Kabupaten Bangkalan sebanyak 186 orang. Jumlah ini belum termasuk jumlah siswa SD yang juga dikabarnya banyak yang putus sekolah karena dinikahkan orang tuanyanya di usia dini. (*)
Menurut Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial Pemkab Bangkalan Taufan Zairinsyah di Bangkalan, Selasa, program tersebut khusus diberikan kepada para pemuda yang memiliki minat memiliki keterampilan untuk meningkatkan perekonomian mereka dan ingin memiliki usaha mandiri.
"Program pembekalan kepada pemuda dan remaja putus sekolah ini, merupakan program rutin tahunan, dan kami bekerja sama dengan balai pelatihan Provinsi Jawa Timur," ujarnya.
Ia menuturkan pada tahun 2016, jumlah pemuda di Kabupaten Bangkalan yang putus sekolah dan telah mengikuti program kursus keterampilan ke balai latihan kerja Provinsi Jawa Timur sebanyak 10 orang.
"Tahun ini pemuda yang mendaftar mengikuti program ini sebanyak lima orang," katanya, menjelaskan.
Ahmad Zairinsyah menjelaskan, program kursus keterampilan itu gratis dibiayai oleh APBD Pemkab Bangkalan.
"Syaratnya harus mengajukan permohonan ke Dinsos Bangkalan melalui aparat desa setempat," katanya.
Setiap pemuda yang berkenan mengikuti pelatihan itu, akan mendapatkan biaya hidup selama berada di tempat pelatihan.
"Jadi, semuanya sudah ditanggung pemerintah. Bahkan ketika selesai mengikuti mereka akan diberikan dana stimulan untuk bisa langsung membuka lapangan kerja, sesuai dengan jenis keterampilan yang mereka pelajari di balai latihan kerja," ujarnya.
Kabid Rehabilitasi Dinsos Bangkalan ini lebih lanjut menjelaskan, pada tahun 2017, latihan kerja untuk lima orang pemuda putus sekolah yang dipastikan mengikuti program tersebut mulai Agustus 2017.
"Mereka semuanya dari Desa Dakiring, Kecamatan Socah, Bangkalan," ujarnya, menjelaskan.
Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan belum lama ini merilis sebanyak 140 anak putus sekolah untuk tingkat SLTP, sedangkan jumlah siswa tingkat SLTA sebanyak 46 orang.
Dengan demikian, maka jumlah siswa putus sekolah di Kabupaten Bangkalan sebanyak 186 orang. Jumlah ini belum termasuk jumlah siswa SD yang juga dikabarnya banyak yang putus sekolah karena dinikahkan orang tuanyanya di usia dini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017