Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengadakan kataman  Al-Quran untuk mengawali rangkaian Hari Jadi Kota Kediri ke-1138 yang diselenggarakan di Balai Kota Kediri.
     
"Ini sudah yang ketiga kali kami adakan kataman, dari yang sebelumnya memang belum pernah ada. Mudah-mudahan ini bisa menambah semangat bagi kami semua di Kediri, serta bisa menjadi penolong bagi semua," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di sela acara, di Kediri, Sabtu.
     
Ia mengatakan, kegiatan tersebut memang sengaja dilakukan. Program yang dibuat pemerintah kota untuk memeriahkan hari jadi ini bukan hanya bersifat sosial budaya, melainkan juga yang bersifat keagamaan. Untuk kegiatan kataman itu, dihadiri ribuan warga Kota Kediri. 
     
Para penghafal Al-Quran atau hafiz membaca seluruh ayat suci. Mereka membaca bergantian satu dengan yang lain, sementara, ribuan warga menyimak dan beberapa di antaranya juga sambil meneliti bacaan ayat suci tersebut. Acara berlangsung dengan khusyuk.
     
Wali kota menambahkan, membaca kitab suci Al-Quran salah satu upaya untuk mendidik anak secara agama. Belajar agama bisa dilakukan di setiap majelis, salah satunya di taman pendidikan Al-Quran (TPQ). Anak-anak diajak untuk tetap bersemangat belajar membaca dan menghapal kitab suci Al-Quran. 
     
Di TPQ, anak-anak juga dilatih oleh guru. Dengan belajar, anak-anak diharapkan bisa lebih memperdalam ilmu agama dan orangtua pun juga bisa lebih tenang terkait dengan pendidikan anak-anaknya.
     
Ia mengaku sempat berkeliling ke masjid dengan Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah ke masjid dan mushala yang ada di Kediri. Ia merasa senang di tempat tersebut juga ada kegiatan TPQ. Dari pengamatan yang dilakukan, hafalan surat-surat pendek dari generasi ke generasi yang semula minim saat ini sudah bagus.
     
"Kita harus menyiapkan generasi penerus. Kita belum sadar anak-anak juga tidak dijaga dan dirawat akan bahaya, makanya saya berpesan yang belum masuk ke TPQ wajib didorong masuk ke TPQ. Diajarkan membaca Al-Quran, termasuk jika ke pondok pesantren orangtua juga sudah tenang, tidak perlu khawatir," katanya. 
     
Menurut dia, tanpa agama mental anak-anak tidak kuat sepenuhnya. Seperti contohnya di Jepang. Di negara tersebut maju secara pendidikan, namun ketika ada masalah mereka bingung mencari tempat berlindung. Bahkan, angka bunuh diri di negara tersebut juga tinggi.
     
Ia pun berharap, dengan moral yang semakin bagus, seluruh masyarakat di Kediri menjadi rukun, anak-anak juga bisa tumbuh dengan moral yang bagus dan terdidik. Selain ilmu agama yang diperdalam, pemerintah kota juga memerhatikan pendidikan mereka, dengan memberikan menggratiskan biaya pendidikan baik tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama (SMP). 
     
Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah juga meminta, agar segera lapor jika ada warga miskin yang membutuhkan pertolongan, misalnya anaknya tidak bisa sekolah maupun tidak bisa berobat ketika sakit.
     
"Jangan sampai ada warga kota yang tidak mampu sekolah, tidak bisa berobat ketika sakit. Saya minta semua juga diperhatikan, jika ada warga tidak mampu supaya dilaporkan ke RT lurah," ujar Wawali Lilik. 
     
Acara kataman ini diikuti ribuan warga dari berbagai daerah di Kota Kediri. Kegiatan ini juga hanya berlangsung sehari. Selain kataman kitab suci Al-Quran, juga akan terdapat pengajian yang dihadiri KH Anwar Zahid, maupun selawatan yang akan dihadiri Habib Syech. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017