Surabaya (Antara Jatim) - Jajaran DPRD menilai terbengkelainya pembangunan proyek "box culvert" atau gorong-gorong  di Jalan Banyu Urip hingga Raya Sememi Kota Surabaya senilai Rp200 miliar sejak setahun ini berdampak terhadap kemacetan lalu lintas di di daerah setempat.
     
Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Junaedi, di Surabaya, Selasa, mengatakan proyek yang menutup sungai sepanjang 3-5 kilometer yang terhenti sejak setahun lalu itu berdampak dengan adanya kemacetan parah di kawasan tersebut.  

"Khususnya pada saat digelarnya pertandingan sepak bola di Gelora Bung Tomo beberapa waktu lalu. Kemacetan parah sempat terjadi, bahkan Bu Risma (Wali Kota Surabaya) dan Pak Menteri terpaksa harus jalan kaki sepanjang 3 kilometer," katanya.

Tidak hanya kemacetan, lanjut dia, pada saat musim hujan sering terjadi banjir di kawasan tersebut. "Saya sering mendapat keluhan dari masyarakat di daerah pemilihan saya terkait kemacetan dan banjir di kawasan Sememi dan sekitarnya," ujarnya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta Pemkot Surabaya mengkaji ulang proyek yang terbengkalai tersebut. 

Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Toha sebelumnya mengingatkan pemkot agar tidak meneruskan paket pekerjaan proyek box culvert di Sememi yang bukan dengan kontrak multiyears atau tahun jamak. Jika proyek tersebut ingin dilanjutkan, pemkot harus memperbarui kontrak kembali agar tidak menjadi temuan BPK.

Diketahui pada tahun lalu Pemkot Surabaya telah mengerjakan proyek tersebut mulai depan SMK Wachid Hasyim, Sememi, hingga dekat kantor Kelurahan Babat Jerawat dengan panjang seitar 600 meter. Panjang total proyek itu mencapai 2.400 meter.

Proyek itu sempat disorot karena tidak selesai sesuai dengan tenggat yang ditetapkan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya. Namun, Kepala Bidang Pematusan DPUBMP Surabaya Samsul Hariadi sebelumnya memastikan bahwa kontrak sudah diperbarui ulang dan lelang digelar kembali. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017