Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur, Sukamto mengaku secara umum telah menyiapkan kebijakan untuk menghadapi tantangan ekonomi global, salah satunya adalah dengan pemberdayaan UMKM di sejumlah daerah.

"Perkembangan ekonomi global secara langsung maupun tidak langsung berpotensi meningkatkan eksposur risiko pasar dalam negeri, sehingga kami telah siapkan sejumlah kebijakan menghadapinya," kata Sukamto di Surabaya, Rabu.

Sukamto yang ditemui usai acara silaturrahim dan halalbihalal di Gedung Islamic Center Surabaya mengatakan kebijakan yang disiapkan itu digerakkan bersama dengan kerja sama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jawa Timur serta Pengurus Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan Daerah (FKLJKD) Jawa Timur.

Selain itu, juga mengajak Anggota Satgas Waspada Investasi (SWI) Jawa Timur, Direksi/Pimpinan Industri Jasa Keuangan di Jawa Timur, serta Ketua Asosiasi Industri Jasa Keuangan di Jawa Timur.

Sukamto menyebut, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan terus membaik dengan ditopang meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, Tiongkok, Eropa dan Jepang.

Namun demikian, kata dia, industri keuangan juga harus tetap waspada dengan berbagai risiko perekonomian yang dipengaruhi kebijakan fiskal dan perdagangan serta penurunan besaran neraca Bank Sentral Amerika Serikat, serta perkembangan geopolitik di beberapa kawasan, khususnya di semenanjung Korea dan konflik yang terjadi di Qatar.

Sehingga, kata Sukamto, perlu menyiapkan kebijakan dengan pemberdayaan UMKM, dan percepatan perizinan penerbitan surat berharga serta dukungan terhadap pengembangan layanan jasa keuangan berbasis teknologi informasi (Fintech).

"Tentunya, kebijakan ini harus ada sinergi dan kolaborasi bersama Industri Jasa Keuangan, serta para mitra kerja dalam wadah Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah dan Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan Daerah," katanya. 

Sukamto yakin, tantangan perekonomian tersebut dapat ditangkap sebagai peluang baru yang dapat mendukung pencapaian target bisnis secara maksimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Sementara berdasarkan data Statistik Lembaga Jasa Keuangan Jawa Timur, pada posisi April 2017 aset perbankan di Jawa Timur meningkat sebesar 7,76 persen (yoy), atau masih lebih rendah dibandingkan peningkatan aset perbankan Nasional yang sebesar 10,49 persen (yoy). 

Pertumbuhan aset tersebut dipengaruhi peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan di Jawa Timur yang mencapai sebesar 7,85 persen (yoy), sedangkan kredit/pembiayaan yang disalurkan tercatat tumbuh sebesar 6,05 persen (yoy). 

Sementara peningkatan DPK dan kredit/pembiayaan perbankan nasional pada posisi April 2017 masing-masing tercatat sebesar 9,63 persen dan 9,53 persen (yoy), masih lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur.

Data statistik juga menunjukkan bahwa jumlah "Loan to Deposit Ratio" (LDR) atau rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas Bank Umum Konvensional di Jawa Timur sebesar 84,20 persen, atau masih tercatat lebih rendah dibandingkan LDR Bank Umum Konvensional Perbankan Nasional yang sebesar 89,12 persen. 

Rasio LDR tersebut juga sebanding dengan rasio kredit bermasalah atau "Non Performing Loan" (NPL) Bank Umum Konvensional di Jawa Timur yang tercatat sebesar 3,06 persen, lebih rendah dibandingkan rasio NPL Perbankan Nasional yang sebesar 3,16 persen.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017