Surabaya (Antara Jatim) - Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian
Perhubungan Antonius Tonny Budiono memastikan kesiapan pelayanan arus
balik Idul Fitri 1438 Hijriah melalui angkutan laut setelah turun
langsung ke sejumlah pelabuhan di Indonesia.
"Saya dapat perintah dari Pak Menteri Perhubungan untuk memantau
kesiapan angkutan laut dalam melayani arus balik Iebaran 2017," katanya
kepada wartawan di sela memantau kesiapan pelayanan arus balik di
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu.
Dia mengatakan, sebelum memantau Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
dirinya telah terlebih dahulu meninjau kesiapan Pelabuhan Makassar,
Sulawesi Selatan.
Tak hanya memantau pelabuhan besar, Dirjen Tonny juga memantau pelabuhan kecil yang melayani angkutan laut warga kepulauan.
Salah satunya, sebelum tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
dia terlebih dahulu memantau PelabuhanKalianget di Pulau Madura, serta
Pelabuhan Gresik, yang melayani penumpang angkutan laut tujuan Pulau
Bawean.
Selain itu, setelah meninjau kesiapan Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya, rangkaian kunjungannya di Jawa Timur dilanjutkan menuju
Pelabuhan Banyuwangi.
"Kedatangan saya sekaligus meyakinkan kepada masyarakat bahwa arus balik melalui angkutan laut tidak ada masalah," katanya.
Dia berharap arus balik melalui angkutan laut dari berbagai pelabuhan di Indonesia berjalan lancar.
"Karena arus mudik sudah bagus, mudah-mudahan arus balik juga bagus," ujarnya.
Dia menambahkan, kunjungannya ke berbagai pelabuhan sekaligus
menyosialisasikan kepada operator dan masyarakat pengguna jasa
transportasi agar menempatkan keselamatan sebagai budaya.
"Karena selama ini baik operator maupun masyarakat pengguna jasa
transportasi masih banyak yang menganggap prosedur penyediaan dan
pemakaian alat keselamatan sebagai aturan. Kalau sudah menjadi budaya,
tanpa harus disuruh mereka langsung pakai alat keselamatan," ucapnya.
Dia mencontohkan kebakaran kapal wisata Zahro Express di Muara
Angke, Jakarta, pada awal 2017 lalu menelan banyak korban jiwa karena
operator kapal maupun penumpangnya mengabaikan alat keselamatan.
"Dulu penumpang kapal di Muara Angke tidak mau memakai jaket
pelampung. Setelah peristiwa kecelakaan yang menelan banyak korban jiwa
itu, sekarang tanpa disuruh mereka pakai jaket pelampung sendiri karena
sudah menjadi budaya," ujarnya.
Tonny ingin penumpang angkutan laut di seluruh Indonesia telah
menjadikan pemakaian alat keselamatan sebagai budaya, seperti yang telah
dipraktikkan para penumpang kapal di Muara Angke Jakarta, demi mencegah
kemungkinan terburuk seandainya terjadi kecelakaan di laut. (*)
Perhubungan Antonius Tonny Budiono memastikan kesiapan pelayanan arus
balik Idul Fitri 1438 Hijriah melalui angkutan laut setelah turun
langsung ke sejumlah pelabuhan di Indonesia.
"Saya dapat perintah dari Pak Menteri Perhubungan untuk memantau
kesiapan angkutan laut dalam melayani arus balik Iebaran 2017," katanya
kepada wartawan di sela memantau kesiapan pelayanan arus balik di
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu.
Dia mengatakan, sebelum memantau Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
dirinya telah terlebih dahulu meninjau kesiapan Pelabuhan Makassar,
Sulawesi Selatan.
Tak hanya memantau pelabuhan besar, Dirjen Tonny juga memantau pelabuhan kecil yang melayani angkutan laut warga kepulauan.
Salah satunya, sebelum tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
dia terlebih dahulu memantau PelabuhanKalianget di Pulau Madura, serta
Pelabuhan Gresik, yang melayani penumpang angkutan laut tujuan Pulau
Bawean.
Selain itu, setelah meninjau kesiapan Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya, rangkaian kunjungannya di Jawa Timur dilanjutkan menuju
Pelabuhan Banyuwangi.
"Kedatangan saya sekaligus meyakinkan kepada masyarakat bahwa arus balik melalui angkutan laut tidak ada masalah," katanya.
Dia berharap arus balik melalui angkutan laut dari berbagai pelabuhan di Indonesia berjalan lancar.
"Karena arus mudik sudah bagus, mudah-mudahan arus balik juga bagus," ujarnya.
Dia menambahkan, kunjungannya ke berbagai pelabuhan sekaligus
menyosialisasikan kepada operator dan masyarakat pengguna jasa
transportasi agar menempatkan keselamatan sebagai budaya.
"Karena selama ini baik operator maupun masyarakat pengguna jasa
transportasi masih banyak yang menganggap prosedur penyediaan dan
pemakaian alat keselamatan sebagai aturan. Kalau sudah menjadi budaya,
tanpa harus disuruh mereka langsung pakai alat keselamatan," ucapnya.
Dia mencontohkan kebakaran kapal wisata Zahro Express di Muara
Angke, Jakarta, pada awal 2017 lalu menelan banyak korban jiwa karena
operator kapal maupun penumpangnya mengabaikan alat keselamatan.
"Dulu penumpang kapal di Muara Angke tidak mau memakai jaket
pelampung. Setelah peristiwa kecelakaan yang menelan banyak korban jiwa
itu, sekarang tanpa disuruh mereka pakai jaket pelampung sendiri karena
sudah menjadi budaya," ujarnya.
Tonny ingin penumpang angkutan laut di seluruh Indonesia telah
menjadikan pemakaian alat keselamatan sebagai budaya, seperti yang telah
dipraktikkan para penumpang kapal di Muara Angke Jakarta, demi mencegah
kemungkinan terburuk seandainya terjadi kecelakaan di laut. (*)
Video oleh: Hanif Nasrullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017