Surabaya, (Antara Jatim) - Terminal Petikemas Surabaya (TPS), sebagai anak perusahaan Pelindo III, memprediksi arus petikemas di wilayah itu akan tumbuh lima persen pada akhir 2017, karena adanya program elektrifikasi "container crane" (CC).

Humas TPS M Sholeh di Surabaya, Minggu mengatakan program elektrifikasi yang menelan anggaran sekitar Rp50 miliar itu dimulai sejak awal 2017, dan kini telah rampung dilaksanakan, sehingga membuat kinerja TPS menjadi semakin prima.

"Program elektrifikasi ini berdampak positif terhadap 'breakdown time' yang ada di TPS, sehingga mengurangi waktu berhentinya mesin, karena seluruh alat siap digunakan kapan pun,” ujar Sholeh di Surabaya.

Sebelumnya, kata dia, breakdown time mesin crane selalu terjadi dalam setiap bulan, dan mengalami masa perbaikan selama dua hingga tiga hari, akibatnya sempat menghambat aktivitas bongkar muat di wilayah setempat.

"Melalui program elektrifikasi, kasus breakdown time akhirnya terselesaikan, dan kecepatan crane menjadi maksimal. Intinya, crane sudah jarang rusak pada saat digunakan," katanya.

Apalagi, kata Sholeh, saat ini juga ditunjang dengan datangnya tiga unit CC baru yang dipesan dari Finlandia, sehingga jumlah crane yang melayani bongkar muat di TPS ada 12 unit.

"Tiga unit adalah CC yang baru dipesan dari Finlandia, dan 9 lainnya adalah CC lama yang diubah dari menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi elektrik atau bertenaga listrik," katanya.

Sementara itu, Sholeh mengatakan untuk capaian arus petikemas ekspor impor hingga Mei 2017 yang melalui PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) secara total tercatat mencapai 582.221 Teus, dengan rincian petikemas nternasional 540.876 Teus, dan petikemas domestik sebanyak 41.345 Teus.

"Kami optimistis elektrifikasi mampu mendorong pertumbuhan arus petikemas minimal 3 persen hingga 5 persen di tahun 2017," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017