Batam, (Antara) - Tenaga kerja Indonsia dari Malaysia yang hendak mudik ke kampung halaman mulai mendominasi penumpang penerbangan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
"Betul, secara umum masih sepi. Penumpang kebanyakan justru saudara-saudara yang bekerja di Malaysia dan ingin merayakan Lebaran di kampung masing-masing," kata General Manager Operasional Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu.
TKI yang baru kembali dari Malaysia datang dalam kelompok-kelompok yang jumlahnya mencapai puluhan orang.
Dari Malaysia mereka menggunakan jalur laut menuju Batam. Kemudian, melanjutkan penerbangan menuju berbagai daerah asal seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTB.
Bandara Hang Nadim merupakan jalur TKI untuk masuk dan ke luar Malaysia, mengingat jarak antara Batam dengan Negeri Jiran itu, khususnya Johor, relatif dekat dengan menggunakan transportasi laut.
"Kami sudah mempersiapkan segala sesuatunya agar semua bisa mudik dengan nyaman. Jadi meskipun masih relatif sepi, namun sudah ada tambahan petugas Avsec," kata dia.
Suwarso memperkirakan kenaikan arus mudik di bandara tersebut baru akan terjadi mulai 10 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah.
Mulai 10 hari menjelang Lebaran, atau 15 Juni 2017, maskapai Lion Air mengajukan tambahan penerbangan Batam-Padang, Batam-Surabaya menjadi lima kali sehari, Batam-Pekanbaru empat kali sehari, Batam-Yogyakarta tetap satu kali tambahan dalam satu hari.
Selain Lion Air, Citilik juga sudah mengajukan tambahan penerbangan empat tujuan yaitu Batam-Surabaya, Batam-Palembang, Batam-Padang, dan Batam-Kualanamo Medan beberapa hari menjelang Lebaran.
"Perkiraan kami 15 Juni nanti akan mulai terasa pemudiknya. Puncaknya H-3 Lebaran Idul Fitri," kata Suwarso.
Ia mengatakan, pada masa awal mudik, diperkirakan 8.000 orang penumpang akan meninggalkan Batam setiap harinya, dan akan jumlahnya terus naik hingga H-3 sebelum Lenbaran.
"Untuk H-2 dan H-1 biasanya juga masih tinggi jumah pemudiknya. Namun perkiraan kami pada H-3 sebelum Lebaran puncaknya," kata dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Betul, secara umum masih sepi. Penumpang kebanyakan justru saudara-saudara yang bekerja di Malaysia dan ingin merayakan Lebaran di kampung masing-masing," kata General Manager Operasional Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu.
TKI yang baru kembali dari Malaysia datang dalam kelompok-kelompok yang jumlahnya mencapai puluhan orang.
Dari Malaysia mereka menggunakan jalur laut menuju Batam. Kemudian, melanjutkan penerbangan menuju berbagai daerah asal seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan NTB.
Bandara Hang Nadim merupakan jalur TKI untuk masuk dan ke luar Malaysia, mengingat jarak antara Batam dengan Negeri Jiran itu, khususnya Johor, relatif dekat dengan menggunakan transportasi laut.
"Kami sudah mempersiapkan segala sesuatunya agar semua bisa mudik dengan nyaman. Jadi meskipun masih relatif sepi, namun sudah ada tambahan petugas Avsec," kata dia.
Suwarso memperkirakan kenaikan arus mudik di bandara tersebut baru akan terjadi mulai 10 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah.
Mulai 10 hari menjelang Lebaran, atau 15 Juni 2017, maskapai Lion Air mengajukan tambahan penerbangan Batam-Padang, Batam-Surabaya menjadi lima kali sehari, Batam-Pekanbaru empat kali sehari, Batam-Yogyakarta tetap satu kali tambahan dalam satu hari.
Selain Lion Air, Citilik juga sudah mengajukan tambahan penerbangan empat tujuan yaitu Batam-Surabaya, Batam-Palembang, Batam-Padang, dan Batam-Kualanamo Medan beberapa hari menjelang Lebaran.
"Perkiraan kami 15 Juni nanti akan mulai terasa pemudiknya. Puncaknya H-3 Lebaran Idul Fitri," kata Suwarso.
Ia mengatakan, pada masa awal mudik, diperkirakan 8.000 orang penumpang akan meninggalkan Batam setiap harinya, dan akan jumlahnya terus naik hingga H-3 sebelum Lenbaran.
"Untuk H-2 dan H-1 biasanya juga masih tinggi jumah pemudiknya. Namun perkiraan kami pada H-3 sebelum Lebaran puncaknya," kata dia.(*)
Editor : Chandra Hamdani Noer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017