Tulungagung (Antara Jatim) - Perum Perhutani KPH Kediri, Rabu menggelar rapat konsolidasi dengan sejumlah mitra pengelolaan 12 objek wisata unggulan di empat daerah yang telah dikerjasamakan dengan berbagai pihak, termasuk sembilan objek wisata rintisan.
Kegiatan digelar di aula KPH Kediri dan dipimpin langsung oleh Administratur Perum Perhutani KPH Kediri Maman Rosmantika didampingi sejumlah pejabat perhutani dan dihadiri puluhan mitra dari unsur pemerintah daerah, LMDH maupun swasta.
"Melalui rapat koordinasi ini kami ingin mengingatkan seluruh mitra yang mengelola objek wisata di dalam wilayah kawasan perhutani untuk meningkatkan mutu layanan, terutama dalam mengantisipasi potensi lonjakan pengunjung saat libur Lebaran," kata Maman Rosmantika saat membuka rapat koordinasi.
Maman tak hanya berpesan soal pentingnya peningkatan kualitas layanan yang baik serta kebersihan yang menjadi ciri pengelolaan kawasan wanawisata termasuk objek pantai/pesisir.
Ia secara khusus juga mengingatkan tentang pentingnya aspek legal dalam memberlakukan kebijakan tiketing maupun retribusi lain yang sah, guna menghindari potensi pungutan liar.
"Itu semua penting diperhatikan, bahkan dipatuhi demi menghindari persepsi negatif di masyarakat, khususnya para pengunjung yang datang," ujarnya.
Maman berharap, terutama menyangkut kebersihan dan fungsi konservasi tidak berubah dengan adanya pengembangan kawasan wisata di 12 titik objek yang telah dikerjasamakan oleh perhutani, baik di wilayah Kabupaten Nganjuk, Kediri, Tulungagung, maupun Trenggalek.
"Apa yang menjadi 'value' (potensi unggulan) di setiap objek kami berharap terus dipertahankan dengan memperhatikan kebersihan, kelestarian, sekaligus aspek legalnya," kata Maman.
Usai memberi sambutan, rapat koordinasi dilanjutkan oleh Wakil Adm Kediri Utara didampingi Humas Perum Perhutani KPH Kediri yang barusan dilantik, Iwan Budi Prasetia.
Kesempatan lalu diisi Iwan Budi dengan mengingatkan kembali pentingnya Sapta Pesona dalam pengelolaan objek wisata di dalam kawasan hutan negara tersebut, yakni meliputi aspek keamanan, ketertiban, kebersihanb, kesejukan, keindahan, ramah tamah dan kenangan.
Beberapa hal yang banyak menjadi catatan perhutani untuk dibenahi atau perbaiki oleh masing-masing mitra usaha kelola wisata antara lain masalah peningakatan atau penambahan SDM atau tenaga pemandu, penataan parkir, kerjasama keamanan dan layanan kesehatan.
Berdasar data Perum Perhutani KPH Kediri, 12 objek wisata unggulan yang telah dikerjasamakan dengan pemerintah daerah, LMDH maupun swasta itu antara lain Air terjun Sedudo dan Roto Kuning di Nganjuk; air terjun Sumberpadang, air terjun Prenggolo dan bukit Ongakan di Kediri; air terjun Jurang Senggani dan wanawisata Ranugumbolo di Tulungagung; Pantai Pelang, Karanggongso, Cengkrong, Damas dan Goa Lowo di Trenggalek, serta sejumlah objek wisata rintisan yang tersebar di sembilan titik di Trenggalek, Tulungagung dan Kediri.
Menurut keterangan Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Hari Andiko yang ikut rapat koordinasi, potensi kunjungan wisata saat libur Lebaran biasanya memang meningkat tajam, namun tidak setinggi saat libur Natal dan tahun baru.
"Kalau saat tahun baru rata-rata kunjungan di Pantai Karanggongso saja bisa mencapai 10 ribu orang setiap hari, saat libur Lebaran nanti mungkin di kisaran 7-8 ribu orang per hari," ujarnya.
Soal persiapan pengelolaan menjelang musim libur Lebaran, Andiko memastikan telah siap. ia hanya mengeluhkan sulitnya mengendalikan pedagang dadakan yang biasanya menjual dagangan melebhi batas angka wajar sehingga merugikan pengunjung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Kegiatan digelar di aula KPH Kediri dan dipimpin langsung oleh Administratur Perum Perhutani KPH Kediri Maman Rosmantika didampingi sejumlah pejabat perhutani dan dihadiri puluhan mitra dari unsur pemerintah daerah, LMDH maupun swasta.
"Melalui rapat koordinasi ini kami ingin mengingatkan seluruh mitra yang mengelola objek wisata di dalam wilayah kawasan perhutani untuk meningkatkan mutu layanan, terutama dalam mengantisipasi potensi lonjakan pengunjung saat libur Lebaran," kata Maman Rosmantika saat membuka rapat koordinasi.
Maman tak hanya berpesan soal pentingnya peningkatan kualitas layanan yang baik serta kebersihan yang menjadi ciri pengelolaan kawasan wanawisata termasuk objek pantai/pesisir.
Ia secara khusus juga mengingatkan tentang pentingnya aspek legal dalam memberlakukan kebijakan tiketing maupun retribusi lain yang sah, guna menghindari potensi pungutan liar.
"Itu semua penting diperhatikan, bahkan dipatuhi demi menghindari persepsi negatif di masyarakat, khususnya para pengunjung yang datang," ujarnya.
Maman berharap, terutama menyangkut kebersihan dan fungsi konservasi tidak berubah dengan adanya pengembangan kawasan wisata di 12 titik objek yang telah dikerjasamakan oleh perhutani, baik di wilayah Kabupaten Nganjuk, Kediri, Tulungagung, maupun Trenggalek.
"Apa yang menjadi 'value' (potensi unggulan) di setiap objek kami berharap terus dipertahankan dengan memperhatikan kebersihan, kelestarian, sekaligus aspek legalnya," kata Maman.
Usai memberi sambutan, rapat koordinasi dilanjutkan oleh Wakil Adm Kediri Utara didampingi Humas Perum Perhutani KPH Kediri yang barusan dilantik, Iwan Budi Prasetia.
Kesempatan lalu diisi Iwan Budi dengan mengingatkan kembali pentingnya Sapta Pesona dalam pengelolaan objek wisata di dalam kawasan hutan negara tersebut, yakni meliputi aspek keamanan, ketertiban, kebersihanb, kesejukan, keindahan, ramah tamah dan kenangan.
Beberapa hal yang banyak menjadi catatan perhutani untuk dibenahi atau perbaiki oleh masing-masing mitra usaha kelola wisata antara lain masalah peningakatan atau penambahan SDM atau tenaga pemandu, penataan parkir, kerjasama keamanan dan layanan kesehatan.
Berdasar data Perum Perhutani KPH Kediri, 12 objek wisata unggulan yang telah dikerjasamakan dengan pemerintah daerah, LMDH maupun swasta itu antara lain Air terjun Sedudo dan Roto Kuning di Nganjuk; air terjun Sumberpadang, air terjun Prenggolo dan bukit Ongakan di Kediri; air terjun Jurang Senggani dan wanawisata Ranugumbolo di Tulungagung; Pantai Pelang, Karanggongso, Cengkrong, Damas dan Goa Lowo di Trenggalek, serta sejumlah objek wisata rintisan yang tersebar di sembilan titik di Trenggalek, Tulungagung dan Kediri.
Menurut keterangan Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek Hari Andiko yang ikut rapat koordinasi, potensi kunjungan wisata saat libur Lebaran biasanya memang meningkat tajam, namun tidak setinggi saat libur Natal dan tahun baru.
"Kalau saat tahun baru rata-rata kunjungan di Pantai Karanggongso saja bisa mencapai 10 ribu orang setiap hari, saat libur Lebaran nanti mungkin di kisaran 7-8 ribu orang per hari," ujarnya.
Soal persiapan pengelolaan menjelang musim libur Lebaran, Andiko memastikan telah siap. ia hanya mengeluhkan sulitnya mengendalikan pedagang dadakan yang biasanya menjual dagangan melebhi batas angka wajar sehingga merugikan pengunjung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017