Tulungagung (Antara Jatim) - Jumlah ibu hamil berstatus ODHA (orang dengan HIV/AIDS) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, diduga mencapai 28 orang mengacu persentase pemeriksaan di layanan kesehatan setempat.
    
"Angka perkiraan tersebut berbanding lurus dengan rasio ibu hamil yang belum dites, di seluruh wilayah Tulungagung," kata Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Sabtu.
    
Sebagaimana data Dinkes, hingga saat ini dengan total sekitar 20 ribu ibu hamil, hanya 25 persen atau sekitar 5 ribu yang telah melakukan tes HIV.
    
Sementara sisanya, kata Didik, belum diketahui statusnya apakah tertular atau negatif HIV/AIDS.
    
Didik memberi gambaran, dengan jumlah ibu hamil yang telah melakukan pemeriksaan HIV secara sukarela di layanan kesehatan tingkat desa/kecamatan hingga kabupaten (puskesmas/RSUD maupun klinik) sebanyak 5.000 orang tadi, tujuh di antaranya dinyatakan positif HIV/AIDS atau berstatus ODHA.
    
Satu di antara tujuh ODHA hamil itu bahkan telah melahirkan anak sehat, namun kondisinya belum bisa dilakukan pemeriksaan karena usia masih di bawah setahun.
    
"Mereka sudah diberi obat antiretroviral (ARV) untuk mengurangi resiko penularan ke bayi," katanya.
    
Didik mengatakan, jika ibu hamil dengan HIV mengonsumsi ARV sebelum kehamilan 14 minggu, maka bisa menekan risiko penularan hingga satu persen.
    
Namun jika tidak mengonsumsi ARV, kata dia, maka kemungkinan menularan ke bayi bisa mencapai 60 hingga 70 persen.
    
Karena itu ibu hamil yang terinfeksi HIV harus lekas ditemukan sedini mungkin.
    
"Semakin cepat ditemukan, semakin cepat diberikan ARV. Artinya bisa menekan resiko penularan HIV kepada bayinya," katanya.
    
Didik menjelaskan, setiap bayi yang lahir dari rahim ibu hamil berstatus ODHA waji menjalani pemeriksaan saat usia menginjak 4-6 pekan.
    
Tes dinamakan early infant diagnosis (EID), atau diagnosa dini pada bayi. Tes ini hanya bisa dilakukan di RSUD dr Soetomo Surabaya.
     
Tahun 2017 Dinas Kesehatan telah mengirim 10 sampel darah bayi dari ibu yang posiif HIV.
    
Hasil tes menunjukkan, seluruh bayi negatif dari HIV. Hal ini menunjukkan, ARV benar-benar efektif mencegah penularan dari ibu ke bayi yang sedang dikandungnya.
    
"Kadang masih ada bumil yang menolak untuk dites," katanya.
    
Didik mengungkapkan, hingga saat ini akumulasi jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Tulungagung mencapai 1.666 orang.
    
Sebanyak 101 di antaranya ditemukan tahun 2017.
    
Jika diprosentase, 44 persen pengidap adalah perempuan, dan 56 persen laki-laki.

Paling banyak pengidap di  rentang usia 30 hingga 40 tahun.
    
Profesi pengidap paling banyak tenaga nonprofesional atau karyawan.
    
Sedangkan kecamatan dengan pengidap paling tinggi adalah Kedungwaru, disusul Kecamatan Tulungagung dan Kecamatan Ngunut.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017