Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur memperpanjang pengeluaran air Waduk Pacal, disebabkan pendistribusian air  di "bajak" (diambil) ratusan pompa air liar.

"Kami mengusulkan kepada UPT Bengawan Solo untuk  pendistribusian air Waduk Pacal sebesar 5 meter kubik per detik sejak 16 Mei lalu yang seharusnya berakhir 29 Mei diperpanjang menjadi sampai 31 Mei," kata Kepala Bidang (Kabid) Operasional dan Pemeliharaan Dinas Pengairan Bojonegoro Masahid, di Bojonegoro, Jumat.

Menurut dia, UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo yang mengelola Waduk Pacal menyetujui perpanjangan pengeluaran air karena adanya protes petani yang tidak memperoleh pasokan air.

Lebih lanjut ia menjelaskan perpanjangan pengeluaran air sebesar 5 meter kubik per detik untuk mengairi tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya, disejumlah kecamatan yang tidak memperoleh pasokan air, karena ada ratusan pompa air liar yang mengambil langsung dari jaringan irigasi.

Akibatnya waduk  air tidak sampai ke daerah sasaran, antara lain, di Kecamatan Balen dan Sumberrrejo, sehingga para petani melakukan protes dengan datang ke kantor dinas pengairan.

"Adanya perpanjangan pendistribusian air tetap dengan dilakukan secara bergilir, karena untuk penghematan air Waduk Pacal," ucapnya.

Sesuai data, lanjut dia, tanaman padi di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal yang membutuhkan air pasokan antara lain, di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo, Kanor, Kepohbaru, juga kecamatan lainnya dengan luas 15.824  hektare.

Tanaman padi di sepanjang daerah irigasinya dengan usia berkisar 20-60 hari  sangat membutuhkan air, karena hujan sudah mulai langka di wilayah setempat karena sudah masuk kemarau.

"Kalau ditambah dengan tanaman padi yang mengambil air dengan pompa liar ya luasnya lebih dari 20.000 hektare," tandasnya.

ia menyebutkan ketinggian air Waduk Pacal yang semula penuh sekarang terus menurun hingga tinggal mencapai 111,85 meter dengan tampungan air efektif sekitar 12,9 juta meter kubik, per 24 Mei.

"Setelah pengeluaran air sampai 31 Mei maka sisa air Waduk Pacal hanya mencukupi untuk mengairi selama 17 hari dengan debit sekitar 5 meter kubik per detik," katanya.

Yang jelas, menurut dia, sisa air Waduk Pacal tidak akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi pada musim tanam (MT) II kemarau.

"Tapi kalau tanaman padi MT I masih aman," tambahnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017