Surabaya (Antara Jatim) – Kelas Pembangkit Jawa Bali (PJB) hasil kerja sama antara PJB dan Dinas Pendidikan Jawa Timur meluluskan 303 siswa dari 15 SMK di wilayah itu dalam acara wisuda di kantor PJB Surabaya, Senin.

Sejumlah pejabat turut hadir dalam wisuda antara lain Deputi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Edwin Abdullah, Direktur Human Capital Management PLN Muhammad Ali, Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman, dan lain-lain.

Direktur Human Capital Management PLN Muhammad Ali mengatakan, siswa yang lulus dari kelas PJB langsung mendapat sertifikat kompetensi keahlian yang diakui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Selain sertifikat, ada 37 siswa dari kelas ini yang langsung mengikuti "on the job training" (OJT) di PJB. Siswa juga berhak menerima ijazah dan surat keputusan (SK),” kata dia.

Dia mengatakan ini salah satu rangkaian sebelum siswa SMK bekerja di PJB. Selain itu, saat untuk siswa lain prosesnya sedang berjalan.

"Dalam kelas PJB, kurikulum SMK diintervensi. Yang paling menonjol adalah lebih banyak di lapangan dibanding di kelas. Di kelas hanya 25 persen, 75 persen sisanya di lapangan," kata Ali.

Deputi BUMN Edwin Abdullah mengatakan, Presiden Joko Widodo ingin meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.  

"BUMN mendapat perintah langsung untuk mempercepat sertifikasi komptensi bagi lulusan SMK. Potensi lulusan SMK untuk membangun negeri ini cukup besar," Ujar dia.

Terkait listrik, lanjut dia, selalu dikaitkan dengan proses produksi. Pemahaman ini sudah berlaku sejak dulu. Padahal, listrik bukan hanya soal produksi dan bukan pula masalah ekonomi.

"Tapi juga masalah keadilan sosial. Kenapa? Karena sejak Indonesia merdeka sampai sekarang, masih ada saudara kita yang belum teraliri listrik," ujar Edwin.

Dia mengatakan PLN pun mendapat tugas berat dari pemerintah untuk mampu menghasilkan 35.000 megawatt.

"Hal yang jelas berat. Keterbatasan dana itu juga menjadi salah satu pengaruh. Namun, beban itu terasa ringan dengan SDM yang andal," tuturnya.

Dia menambahkan, SDM ini adalah kunci. Dengan memiliki bibit unggul, target-target yang dicanangkan pemerintah dapat terpenuhi.

Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman menjelaskan, setelah kelas PJB tahap pertama ini akan disusul kelas selanjutnya dengan jumlah yang hampir sama. Selain itu, program kerja sama ini bakal dijadikan contoh ke tingkat nasional.

"Tapi itu nanti tergantung PJB-nya juga. Yang jelas, SMK yang dipilih adalah sekolah yang memiliki komitmen di bidang kelistrikan," ujar mantan Kepala SMKN 4 Malang ini.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017