Bojonegoro (Antara Jatim) - Bendung Gerak Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menjadi ajang mencari ikan puluhan warga dengan perolehan berbagai aneka ikan dengan perolehan bisa mencapai 10 ton per hari, sejak sepekan terakhir.
Salah seorang pencari ikan warga Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro Heri, di lokasi Bendung Gerak di Bojonegoro, Sabtu, menjelaskan ikan di lokasi Bendung Gerak dengan mudah diperoleh hanya menempatkan jaring setelah Bengawan Solo surut.
Hanya dengan jaring berbagai aneka ikan yang melawan arus melompat masuk jaring yang ada di bawah, untuk kemudian ditarik dengan tali. Berbagai ikan yang tertangkap antara lain, tawes, "areng-areng", bandeng air tawar, juga berbagai ikan lainnya.
"Jaring yang di bawah itu rata-rata bisa memperoleh ikan 15 kilogram per menit," kata Heri dibenarkan sejumlah warga yang ikut membantu mencari ikan.
Di lokasi setempat, menurut dia, ada dua kelompok yang mencari ikan yaitu warga Desa Padang, Kecamatan Trucuk dan Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu. Dalam mencari ikan warga membagi dalam dua jam kerja mulai pagi sampai siang, kemudian siang sampai sore hari.
"Ada lebih dari 30 warga yang mencari ikan musiman di bendung ini," ucapnya, menambahkan.
Hasil tangkapan berbagai aneka ikan di Bendung Gerak itu, kata dia, sebagian dijual langsung kepada pengunjung Bendung Gerak, juga dijual ke luar daerah, antara lain, Malang, Lamongan dan Gresik.
"Rata-rata penghasilan satu warga pencari ikan bisa memperoleh penghasilan Rp1 juta per hari," kata Kepala Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, M. Syaifi.
Hanya saja, menurut dia, pekerjaan sampingan warga mencari ikan di Bendung Gerak musiman, karena bergantung dengan ketinggian air Bengawan Solo, juga bukaan pintu di bendung.
Dengan demikian, kata dia, kalau ketinggian air Bengawan Solo bertambah karena ada hujan maka warga berhenti mencari ikan.
"Waktunya hanya kemarau. Kadang tidak lebih satu bulan ikannya sudah sepi," ucapnya.
Tetapi, lanjut dia, budi daya keramba di lokasi bekas Bengawan Solo lama itu berhenti, karena sebagian keramba hanyut terbawa air Bengawan Solo, sebagian lainnya berhenti karena ikannya dicuri.
"Sekarang budi daya ikan keramba di Bengawan Solo lama sudah berhenti," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Salah seorang pencari ikan warga Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro Heri, di lokasi Bendung Gerak di Bojonegoro, Sabtu, menjelaskan ikan di lokasi Bendung Gerak dengan mudah diperoleh hanya menempatkan jaring setelah Bengawan Solo surut.
Hanya dengan jaring berbagai aneka ikan yang melawan arus melompat masuk jaring yang ada di bawah, untuk kemudian ditarik dengan tali. Berbagai ikan yang tertangkap antara lain, tawes, "areng-areng", bandeng air tawar, juga berbagai ikan lainnya.
"Jaring yang di bawah itu rata-rata bisa memperoleh ikan 15 kilogram per menit," kata Heri dibenarkan sejumlah warga yang ikut membantu mencari ikan.
Di lokasi setempat, menurut dia, ada dua kelompok yang mencari ikan yaitu warga Desa Padang, Kecamatan Trucuk dan Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu. Dalam mencari ikan warga membagi dalam dua jam kerja mulai pagi sampai siang, kemudian siang sampai sore hari.
"Ada lebih dari 30 warga yang mencari ikan musiman di bendung ini," ucapnya, menambahkan.
Hasil tangkapan berbagai aneka ikan di Bendung Gerak itu, kata dia, sebagian dijual langsung kepada pengunjung Bendung Gerak, juga dijual ke luar daerah, antara lain, Malang, Lamongan dan Gresik.
"Rata-rata penghasilan satu warga pencari ikan bisa memperoleh penghasilan Rp1 juta per hari," kata Kepala Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, M. Syaifi.
Hanya saja, menurut dia, pekerjaan sampingan warga mencari ikan di Bendung Gerak musiman, karena bergantung dengan ketinggian air Bengawan Solo, juga bukaan pintu di bendung.
Dengan demikian, kata dia, kalau ketinggian air Bengawan Solo bertambah karena ada hujan maka warga berhenti mencari ikan.
"Waktunya hanya kemarau. Kadang tidak lebih satu bulan ikannya sudah sepi," ucapnya.
Tetapi, lanjut dia, budi daya keramba di lokasi bekas Bengawan Solo lama itu berhenti, karena sebagian keramba hanyut terbawa air Bengawan Solo, sebagian lainnya berhenti karena ikannya dicuri.
"Sekarang budi daya ikan keramba di Bengawan Solo lama sudah berhenti," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017