Ponorogo (Antara Jatim) - Unit pemadam kebakaran (PMK) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur kewalahan mengatasi kebakaran hebat yang melanda pasar besar "Songgolangit", Minggu malam akibat minimnya sarana PMK yang dimiliki daerah tersebut.
    
"PMK Ponorogo armadanya sangat terbatas dan tua. Sekarang ini nampak sekali bahwa PMK kami kewalahan menghadapi kebakaran pasar Songgolangit yang sedang terjadi ini," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni di Ponorogo.
    
Ia mengakui armada PMK Ponorogo yang hanya dua unit sangat tidak relevan untuk menangani kasus kebakaran besar seperti yang melanda pasar Songgolangit saat ini.
    
Selain jumlahnya yang sangat kurang, kemampuan mesin penyemprot air pada masing-masing unit PMK sudah jauh menurun.
    
Akibatnya, api yang melahap bangunan dua lantai Pasar Songgolangit sulit dipadamkan.
    
Ipong mengatakan saat ini tim BPBD telah berkoordinasi dengan jajaran BPBD beberapa daerah tetangga seperti kota/Kabupaten Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, Trenggalek maupun daerah sekitarnya.
    
"Saya sebenarnya pada tahun anggaran 2016 kemarin sudah mengajukan penambahan armada (PMK). Namun karena saat itu dianggap masih belum prioritas sehingga rencana (penambahan) ditangguhkan," kata Ipong.
    
Senada, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Sumani mengatakan, upaya pemadaman selain terkendala jumlah armada yang kurang juga terhambat oleh banyaknya warga yang menonton serta angin kencang.
    
"Saat ini sebagian unit PMK dari daerah tetangga masih dalam perjalanan," katanya.
    
Soal penyebab kebakaran, baik Sumani maupun Bupati Ipong Muchlissoni belum bisa memastikan. Jika Ipong sempat menduga penyebab karena arus pendek atau konseleting listrik, Sumani berspekulasi api berasal dari kompor pedagang warung di area lantai bawah pasar.
    
"Sementara ini kami masih meraba-raba, apa penyebab pastinya. Bisa juga karena di bawah itu banyak pedagang makanan yang memasak makanan/minuman atau bisa juga karena faktor konseleting. Kami belum bisa pastikan," ujarnya.
    
Namun Sumani menduga, sumber api berasal dari lantai bawah yang kemudian merembet ke lantai dua sehingga terjadilah kebakaran hebat tersebut.
    
Kebakaran di pasar besar Songgolangit diketahui warga pada Sabtu (13/5) sekitar pukul 20.00 WIB yang bermula dari kepulan asap tebal lalu diikuti kobaran api yang terus membesar.
    
Dua unit PMK satu berukuran sedang satu berukuran kecil kemudian datang sekitar 15 menit kemudian dan langsung melakukan upaya penyembrotan di titik-titik api, namun gagal.
    
Pasar Songgolangit merupakan pasar besar yang sudah berusia puluhan tahun dan menjadi ikon legendaris sebagai pasar rakyat terbesar di wilayah bumi Reog.
    
Saat masih dalam bentuk bangunannya yang tradisional satu lantai, pada 2002 pasar Songgolangit sempat mengalami kebakaran hebat sehingga meluluhlantakkan keseluruhan lapak dan isinya sehingga rata dengan tanah.
    
Pasar besar ini kemudian direhabilitasi dan revitaslisasi total sehingga memiliki konstruiksi modern berlantai dua yang selesai pembangunannya pada 2005.
    
Menurut keterangan Aini, pasar Songgolangit terisi penuh oleh ratusan pedagang. Lantai bawah disi untuk berjualan aneka sembako dan kebutuhan pokok, sementara lantai dua diisi aneka dagangan plastik dan konveksi.
    
Saat berita ini diturunkan, saksi menyebut volume bangunan pasar lantai dua yang terdampak kebakaran mencapai 60 persen, yakni bangunan sisi selatan mulai dari barat hingga timur dan diperkirakan masih berpotensi terus meluas seiring api yang masih terus berkobar.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017