Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menerapkan sistem pembelajaran perkuliahan berbasis teknologi untuk tahun ajaran baru 2017 dengan meluncurkan aplikasi bernama Elektronik Sorogan atau e-Sorogan.

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Mohammad Nuh saat peluncuran e-Sorogan di kampus setempat di Surabaya, Minggu mengatakan latar belakang penerapan e-Sarogan ini karena pihaknya ingin mengurangi penggunaan kertas dalam sistem perkuliahan.

"Dunia pendidikan tidak bisa lagi dilepaskan dari kemajuan teknologi. Apalagi saat ini sudah mulai memasuki revolusi industri keempat di mana sudah masuk era "internet of things"," ujar dia saat jalan santai peringatan Dies Natalis ke-4 Unusa.

Nuh menjelaskan, sorogan adalah istilah yang dikenal di kalangan pondok pesantren di mana para santri biasanya menyodorkan hasil pembelajarannya kepada sang kiai untuk dikoreksi. Unusa, tambah dia, sebagai kampus NU mencoba untuk melestarikan tradisi itu dengan cara elektronik.

"Sebenarnya kami sudah terlambat. Harusnya 2014 lalu. Tapi karena kami masih baru lahir ya tidak ada salahnya kami terapkan sekarang," kata mantan Menteri Pendidikan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Dalam menerapkan e-Sorogan ini, Unusa akan bekerja sama dengan Samsung untuk empat hal, yakni pengadaan, penyiapan sistem, pelatihan-pelatihan serta pemanfaatan jaringan, terutama di perguruan tinggi lainnya.

"Bukan tanpa alasan kami menggandeng Samsung. Yang terpenting, Samsung akan melatih dan memberi pengetahuan-pengetahuan teknologi terbarunya buat dosen dan karyawan," tutur Nuh.

Dirinya mengemukakan, untuk menyukseskan e-Sarogan ini, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) akan menjadi "pilot project". Nantinya mulai tahun akademik 2017 ini seluruh mahasiswa FK akan mendapatkan tablet secara gratis.

"Kami pilih FK karena jumlah mahasiswanya relatif stabil. Sekaligus FK ini jadi andalan kami. Untuk itu FK ini tidak boleh ketinggalan teknologi. Ilmu kedokteran terus berkembang. Kami tidak ingin ketinggalan," ucapnya.

Agar penggunaan tablet tersebut tetap untuk perkuliahan dan tidak disalahgunakan mahasiswanya, Unusa akan menerapkan siatem wilayah atau timer. Jika menggunakan wilayah, maka di radius berapa kilometer tablet ini hanya bsa digunakan untuk perkulian.

"Begitupun ketika menggunakan sistem timer maka dalan jangka waktu tertentu tab hanya bisa digunakan untuk perkuliahan," kata Nuh.

Rektor Unusa Achmad Jazidie mengaku dengan cara ini nantinya mahasiswa tidak perlu lagi membawa buku yang tebal. Karena semua mata kuliah sudah terangkum menjadi satu di tablet tersebut.

"Bahkan menulis dan berbicara sudah secara otomatis terekam dan tersimpan. Semoga akan menjadi sebuah sistem yang memudahkan kita dalam perkuliahan," katanya.

Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengapresiasi sistem e-Sorogan yang diluncurkan Unusa.

"Santri memang harus melek teknologi. Kita harus mengapresiasi terobosan Unusa ini," ujar salah satua Ketua PBNU itu.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017