Surabaya (Antara Jatim) - Kepala Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Timur Lucky Agung Binarto menyatakan Komunitas Rainbow yang beranggotakan puluhan orang dari berbagai mancanegara telah diizinkan menggelar "gathering" di pedalaman pesisir Ngalur, Tulungagung, Jawa Timur.
     
"Ada sedikitnya 70 orang dalam komunitas tersebut yang datang ke pedalaman Ngalur untuk menggelar semacam ‘gathering’ atau pertemuan, yang ternyata semuanya memiliki dokumen keimigrasian yang resmi," katanya, dikonfirmasi di Surabaya, Minggu.
      
Sebelumnya, pada Kamis (27/4) lalu, dikatakan Lucky, Kantor Imigrasi Klas II Blitar sempat mendatangi lokasi gathering komunitas ini di pedalaman pesisir Ngalur, tepatnya di Dusun Ngelo, Desa Jengglungharjo, Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung.
     
"Saat itu peserta yang datang masih sekitar 20 orang. Jadi mereka datang bergelombang dan hingga kini semuanya mencapai 70 orang," katanya.    
     
Dia memastikan 70 orang anggota Komunitas Rainbow yang telah tiba semuanya di lokasi pedalaman Ngalur masuk ke Indonesia secara legal dengan menggunakan visa kunjungan. 
     
"Ya, visa mereka sama seperti yang digunakan wisatawan mancanegara pada umumnya," ucapnya. 
     
Informasi yang dihimpun Kanwilkumham Jawa Timur, Lucky menjelaskan, Komunitas Rainbow pertama kali terbentuk di Amerika Serikat pada tahun 1970, hingga kini anggotanya terus berkembang dan menyebar ke beberapa negara.
     
"Setiap tahun mereka berkumpul dalam acara gathering. Rainbow Gathering tahun lalu berlangsung di Thailand. Acaranya semacam kemping atau berkemah. Tahun ini mereka memilih lokasi gathering di pedalaman pesisir Ngalur, Tulungagung," terangnya.
     
Lucky mengatakan Rainbow Gathering di pedalaman pesisir Ngalur akan berlangsung selama sebulan, hingga akhir Mei mendatang.  
     
Warga di pedalaman pesisir Ngalur, lanjut Lucky, justru diuntungkan dengan gathering yang digelar Komunitas Rainbow di sana karena hasil buminya dibeli.
     
"Saya dengar warga desa turut senang karena hasil buminya, seperti singkong dan sayur-sayuran, dibeli oleh para peserta gathering. Jadi komunitas ini masak sendiri dengan membeli hasil bumi dari warga sekitar. Informasinya seluruh anggota Komunitas Rainbow adalah vegetarian," ucapnya. (*) 

Pewarta: Hanif N

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017