Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Sastra dengan menghadirkan sejumlah penyair nasional, yakni D Zawawi Imron dan Hasan Aspahani.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu menjelaskan Festival Sastra adalah rangkaian dari Banyuwangi Festival 2017 yang diharapkan menjadi instrumen bagi warga Banyuwangi, khususnya kaum muda, untuk menumbuhkan budaya baca dan cinta seni sastra.

"Dengan sastra, upaya menumbuhkan budaya literasi lebih mudah. Budaya baca anak-anak lebih mudah ditumbuhkan lewat karya sastra," ujar alumnus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) dan IKIP Negeri Jakarta tersebut.

Ia menjelaskan rangkaian festival itu telah dimulai dengan berbagai acara, mulai dari lomba baca puisi, lomba penulisan cerita pendek (cerpen), lomba bercerita, dan sejumlah diskusi.

Mengenai penyair nasional itu, yaitu Zawawi Imron yang dikenal sebagai "Si Celurit Emas", prestasinya telah diakui tidak saja di kancah nasional, namun juga di kawasan Asia Tenggara, dengan memperoleh "The S.E.A Write Award" di Bangkok, Thailand, pada 2012.

Adapun Hasan Aspahanimerupakan salah satu penyair peraih "Khatulistiwa Literary Award" dan Anugerah Puisi Indonesia.

"Inilah waktunya bagi penggemar sastra dan para pembaca bertemu dengan penulis untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Sekaligus acara ini juga wadah bagi pelajar untuk mengembangkan potensi dirinya dalam kesusasteraan," ujar Anas.

Menurut Anas, keterampilan menulis akan semakin terasah dengan kebiasaan membaca. Kedua budaya ini, yaitu menulis dan membaca, memang tak terpisahkan sekaligus juga masih perlu ditingkatkan di Indonesia.

"Saya sih percaya segala hal bermula dari membaca. Menulis dan membaca sebenarnya adalah sesuatu yang natural. Saya pun setiap pulang dari luar kota selalu bawa oleh-oleh buku untuk anak. Karena itulah, saya merasa perlu menghadirkan festival sastra di Banyuwangi. Saya berharap, festival ini bisa mendorong lahirnya generasi penerus pembaca dan penulis dalam negeri," ujar Anas.

Anas memaparkan, pemilihan sastra sebagai sarana pendorong minat baca bukan tanpa alasan. Data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Banyuwangi menyebutkan, pada 2016, jumlah peminjam buku di perpustakaan daerah didominasi oleh buku kesusasteraan.

"Ada sekitar 40,2 persen peminjam buku di perpustakaan Banyuwangi itu meminjam buku sastra. Dari sini, kita berpikir bahwa sastra bisa menjadi pendorong seseorang untuk suka membaca ketimbang dengan jenis bacaan lainnya," kata bupati berusia 43 tahun yang dikenal sarat dengan berbsgai prestasi itu.

Selain itu, kata Anas, berdasarkan beberapa hasil penelitian, seorang yang suka membaca buku sastra akan menjadikan orang lebih berpikiran luas.

"Orang yang suka membaca sastra lebih memiliki pemikiran yang terbuka dari pada yang tidak suka membaca sastra. Oleh karena itu, ini penting ditekankan sejak dini, agar anak-anak Banyuwangi tidak terjebak dalam pemikiran sempit yang saat ini marak terjadi," ujarnya.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017