Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas hingga kini tetap menjaga kebiasaan atau tradisi sejak menjabat sebagai bupati, yakni selalu memberikan santunan kepada anak yatim sebelum memulai suatu acara.

Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis menjelaskan setiap ada acara yang digelar oleh pemerintah daerah, dari tingkat kabupaten hingga desa, selalu diawali dengan memberikan santunan kepada anak yatim.

Anas mengatakan, tradisi ini selain untuk memperkuat solidaritas sosial, juga untuk memohon doa agar semua agenda pengembangan daerah dilancarkan oleh Allah.

"Kalau pun ada tantangan, secara bersama-sama bisa diselesaikan. Doa anak yatim itu tiada tanding. Tidak mungkin Banyuwangi bisa terus berkembang seperti saat ini tanpa doa anak yatim. Itu saya yakini betul, 1.000 persen," kata bupati kelahiran Banyuwangi, 6 Agustus 1973 ini.

Pejabat berusia 43 tahun itu mengemukakan awalnya tradisi memberikan santunan kepada anak yatim hanya dilakukan pada acara yang dihadirinya sebagai bupati. Tapi sekarang semua acara juga menjalankan kebiasaan tersebut, dari tingkat kabupaten sampai desa, bahkan juga di banyak acara sekolah.

"Semuanya tergerak. Ini juga sekaligus upaya kita menyebarkan semangat solidaritas sosial," ujar lulusan IKIP Jakarta dan Univeritas Indonesia ini.

Lelaki yang banyak mengenyam pendidikan di sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur ini menyadari, tidak ada daerah yang tanpa masalah dan tantangan. Tapi dengan program yang dijalankan seluruh elemen, semua masalah dan tantangan bisa dihadapi.

"Insya Allah makin lancar kalau doa anak yatim terus mengalir," kata Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim ini.

Anas menambahkan, selain dengan kegiatan yang bersifat amal berupa santunan, baik ketika acara pemerintahan maupun berbagai program melalui Badan Amil Zakat Nasional, upaya memperhatikan anak yatim juga dilakukan dalam berbagai program strategis pemerintah daerah.

Program itu antara lain, Beasiswa Banyuwangi Cerdas dan gerakan Siswa Asuh Sebaya. Beasiswa Banyuwangi Cerdas antara lain juga menyasar anak yatim berprestasi untuk dikuliahkan sampai selesai ke perguruan tinggi. Adapun gerakan Siswa Asuh Sebaya menggalang solidaritas antara siswa dari keluarga mampu dan yang kurang mampu.

"Solidaritas sosial yang dipadu dengan program formal pemerintah daerah akan bisa mengangkat kelompok rentan, termasuk anak yatim dari keluarga kurang mampu, ke jenjang yang lebih baik," kata suami Ipuk Fiestiandani ini. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017