Surabaya (Antara Jatim) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjaring pelaku industri yang ada di Surabaya guna dipertemukan dengan investor melalui kompetisi dan Konferensi "Food Startup Indonesia" (FSI).

"Kompetisi FSI merupakan cara Bekraf menjaring potensi pelaku usaha ekonomi kreatif subsektor kuliner bagaimana cara membuat "pitch" dan mempresentasikannya untuk menggaet investor," kata Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo saat roadshow di Surabaya, Rabu.

Dia  mengatakan selain pelaku ekonomi kreatif yang ada di Surabaya, mereka juga menjaring pelaku ekonomi kreatif dari Makassar, Lombok, dan Medan.

"Dalam roadshow ini kami sosialisasi terkait kompetisi dan konferensi FSI. Hingga saat ini lebih dari 100 orang telah mendaftar demoday FSI yang diselenggarakan di Bali dan Bandung nanti. 290 pelaku usaha ekonomi kreatif subsektor kuliner serta media hadir pada sosialisasi di Medan, Lombok, dan Makassar," ujar Fadjar.

Bekraf, lanjut dia,  memberi kesempatan para pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner yang sudah berjalan selama satu hingga Iima tahun, yang memiliki ide kreatif, rekam jejak transaksi atau produksi, inovasi produk, model bisnis yang unggul, traksi (traction) dan segmen pasar, memiliki potensi peningkatan skalabilitas, dan mampu menarik investor untuk berinvestasi serta memperoleh materi pembuatan dan cara mempresentasikan "pitch deck".

Fadjar mengatakan, para "startup" yang lolos seleksi dan mengikuti demoday FSI di Bali (22-24/5) atau di Bandung (17-19/7) berkesempatan bertemu dengan calon investor dan mentoring dengan para juri melalui pitch deck yang dipresentasikan oleh pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner.

Setelah itu, 50 "startup" yang mengikuti demoday di Bali dan 50 startup yang mengikuti demoday di Bandung, akan dikerucutkan menjadi 20 foodstartup pilihan dari Bandung dan Bali. Mereka akan berkompetisi dengan 10 startup dari FSI 2016 pada Final Pitching Day di Jakarta.

"FSI ini adalah upaya Bekraf menjaring foodstartup berkualitas Indonesia untuk dipertemukan dengan para investor yang tertarik berinvestasi,” kata Fadjar.

FSI, kata Fadjar, adalah salah satu cara Bekraf membangun ekosistem "startup" di Indonesia yang saat ini masih ada pada nilai 5 persen. "Hari ini kita sudah melihat startup yang muncul. Kita sebenarnya tidak kalah. PR kita adalah membangun ekosistem ini, bagaimana kita menyiapkan ekosistem permodalan," ujarnya.

Dia mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan sumber permodalan. Namun, sumber permodalan yang sekitar 90 persen atau Rp5 ribu miliar dinilainya belum cukup.

"Startup di Indonesia merupakan hal yang baru,  yang banyak mati di level pemula, ini yang perlu didorong. Maka wajar jika baru 5 persen keberhasilannya.," tuturnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017