Surabaya, (Antara Jatim) - Hasil transaksi "Travel Exchange" dalam pameran pariwisata "Majapahit Travel Fair 2017" yang menembus angka Rp55 miliar pada Kamis (13/4), memantapkan Provinsi Jawa Timur untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai andalan untuk pemerataan ekonomi bagi masyarakat setempat.

Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Jawa Timur Abdul Hamid di Surabaya, Jumat, mengatakan nilai transaksi travel exchange senilai Rp55 miliar itu dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Apalagi jika sektor pariwisata dikelola lebih baik lagi, Hamid meyakini, pemerataan ekonomi akan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Jawa Timur.

"Bayangkan, transaksi travel exchange Rp55 miliar itu terjadi dalam waktu sehari. Kalau kita gelar sepuluh hari bisa lebih besar lagi nilainya dan dapat member kontribusinya terhadap komunitas-komunitas masyarakat di Jawa Timur yang lebih baik," ucapnya.

Majapahit Travel Fair merupakan agenda pameran pariwisata rutin setahun sekali yang digelar pemerintah Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2009, yang salah satunya dalam sehari sebelum pembukaan menjadi ajang "business to business meeting" dalam kegiatan travel exchange, antara penjual dalam negeri dan pembeli dari luar negeri di kalangan industri travel dan pariwisata.

Majapahit Travel Fair 2017 berlangsung di Surabaya mulai 13 - 16 April. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun internasional ke Jawa Timur.

Hamid menyebut hasil transaksi travel exchange dalam penyelenggaraan Majapahit Travel Fair selama kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Dia mencontohkan pada penyelenggaraan Majapahi Travel Fair tahun 2015, transaksi travel exchange mencapai Rp48,8 miliar. Tahun 2016, transaksi travel exchange meningkat menjadi Rp52,3 miliar, yang berarti mengalami peningkatan sebesar 27 persen.

"Tahun ini transaksi travel exchange meningkat lagi sekitar 5 persen setelah menembus angka Rp55 miliar," tuturnya.

Tentu, Hamid memastikan, akan ada evaluasi agar sektor pariwisata benar-benar menjadi andalan pemerataan ekonomi bagi masyarakat Jawa Timur.

"Kita sebenarnya sudah menjadikan sektor pariwisata sebagai andalan pemerataan ekonomi sejak tahun 2015, ketika itu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur dari sektor pariwisata sudah mencapai Rp106,2 triliun. Tentu akan kita evaluasi lagi agar PDRB dari sektor pariwisata bisa lebih meningkat lagi," ujarnya.

Di antaranya, Hamid mencontohkan, perlu dilakukan evaluasi kenapa wisatawan asing jika berkunjung ke Indonesia selama 10 hari, delapan hari di antaranya lebih suka menetap di Bali, dan hanya dua hari di Jawa Timur.

"Padahal potensi wisata Jawa Timur tidak kalah dengan Bali. Kita punya wisata Bromo-Tengger-Semeru, Argopuro, Ijen, Ranupane, Kelud, dan lain sebagainya yang perlu kita ekspolarasi lagi. Perlu dievaluasi mendalam dari segi 'guiding' atau pemanduan wisata, serta fungsi Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) yang ada di Jawa Timur," ungkapnya.(*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017