Ponorogo (Antara Jatim) - Siswa-siswi SD Negeri Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, melakukan doa bersama secara rutin pada setiap menjelang kegiatan belajar-mengajar untuk mendoakan 12 siswa dan guru yang berduka, karena kehilangan anggota keluarga atau rumahnya yang tertimbun longsor.
"Kami berdoa dengan dipandu guru di depan," tutur Chatline, siswi kelas V SD Negeri Banaran di sela kegiatan pelajaran bermain dan ketrampilan olah origami di kelas darurat, masjid Ibadus Sholihin, Desa Banaran, Kamis.
Tak hanya doa bersama guru dan siswa lain, Chatline dan teman-temannya juga mengaku kerap berdoa untuk rekan dan gurunya yang masih berduka, seusai shalat wajib lima waktu.
"Semoga cepat ketemu, syukur jika da mukjizat dan teman kami dikuatkan atas musibah yang terjadi," kata Roin Umayah, siswi kelas VI yang ikut dalam perbincangan santai dengan beberapa wartawan, di sela kegiatan belajar mereka di kelas darurat.
Roin merupakan salah satu murid SDN Banaran yang menjadi saksi mata langsung bencana longsor terjadi.
Saat kejadian, ia diduga berniat membolos dan sedang berjalan keluar dari sekolahnya menuju rumah sahabatnya, Alvian Salabila Deswira Firdaus (siswi kelas VI) yang selalu tidak masuk sekolah pada setiap hari Sabtu.
"Saya baru sampai di lapangan (voli) saat longsor menerjang rumah-rumah, dan saya lalu ikut lari bersama orang-orang ke tempat lebih tinggi," tutur Roin.
Roin Umayah akhirnya selamat dan bertemu dengan kedua orang tuanya yang berhasil menyelamatkan diri di rumah Kades Banaran yang menjadi penampungan sementara pengungsi.
Namun nasib mujur Roin tak memihak 11 siswa dan satu guru SDN Banaran lain yang saat itu karena kehilangan sebagian anggota keluarganya, sedangkan Roin sendiri juga kehilangan rumahnya.
Sebagaimana informasi guru agama SDN Banaran Sudjarsijo, 11 siswa dan satu guru yang berduka karena kehilangan anggota keluarganya atau rumahnya akibat tertimbun longsor itu masing-masing adalah:
1. Brian, Kelas 4, ibu dan bapak hilang, rumah tertimbun longsor
2. Putri Ananta, kelas 3, ibu dan anak hilang
3. Dia Rosa, Kelas 6, ibu dan bapak hilang
4. Intan, Kelas 4, ibu dan adik hilang, rumah tertimbun longsor
5. Agus Tri Saputra, Kelas 4, bapak hilang
6. Roin Umaya, Kelas 6, rumah tertimbun longsor
7. Michael, Kelas 3, rmah tertimbun
8. Jihan, Kelas 2, rumah tertimbun longsor
9. Adin, kelas 2, rumah tertibun longsor
10. Naila safitri, kelas 4, rumah tertimbun longsor
11. Mei, Kelas 2, rumah tertimbun longsor
12. Duduk Siswanto, guru, rumah tertimbun longsor
Sudjarsijo berharap, seluruh korban longsor yang hilang bisa segera ditemukan sehingga proses pemulihan psikologis para siswa bisa dilakukan lebih cepat.
Saat ini aktifitas seluruh siswa SD Negeri Banaran di Masjid Ibadus Sholihin, karena takut terjadi longsor susulan.
Sementara itu hingga hari kelima proses pencarian korban hilang, tim SAR gabungan baru berhasil menemukan tiga jenazah, yakni Katemi (70), Iwan Danang Suwandi (27) dan Sunadi (47).
Sedangkan 25 korban lainnya masih dalam upaya pencarian tim SAR gabungan di tiga sektor pencarian, mulai dari titik nol bencana longsor hingga area mukim di tengah dan ujung bawah Dusun Tangkil dan Dusun Krajan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kami berdoa dengan dipandu guru di depan," tutur Chatline, siswi kelas V SD Negeri Banaran di sela kegiatan pelajaran bermain dan ketrampilan olah origami di kelas darurat, masjid Ibadus Sholihin, Desa Banaran, Kamis.
Tak hanya doa bersama guru dan siswa lain, Chatline dan teman-temannya juga mengaku kerap berdoa untuk rekan dan gurunya yang masih berduka, seusai shalat wajib lima waktu.
"Semoga cepat ketemu, syukur jika da mukjizat dan teman kami dikuatkan atas musibah yang terjadi," kata Roin Umayah, siswi kelas VI yang ikut dalam perbincangan santai dengan beberapa wartawan, di sela kegiatan belajar mereka di kelas darurat.
Roin merupakan salah satu murid SDN Banaran yang menjadi saksi mata langsung bencana longsor terjadi.
Saat kejadian, ia diduga berniat membolos dan sedang berjalan keluar dari sekolahnya menuju rumah sahabatnya, Alvian Salabila Deswira Firdaus (siswi kelas VI) yang selalu tidak masuk sekolah pada setiap hari Sabtu.
"Saya baru sampai di lapangan (voli) saat longsor menerjang rumah-rumah, dan saya lalu ikut lari bersama orang-orang ke tempat lebih tinggi," tutur Roin.
Roin Umayah akhirnya selamat dan bertemu dengan kedua orang tuanya yang berhasil menyelamatkan diri di rumah Kades Banaran yang menjadi penampungan sementara pengungsi.
Namun nasib mujur Roin tak memihak 11 siswa dan satu guru SDN Banaran lain yang saat itu karena kehilangan sebagian anggota keluarganya, sedangkan Roin sendiri juga kehilangan rumahnya.
Sebagaimana informasi guru agama SDN Banaran Sudjarsijo, 11 siswa dan satu guru yang berduka karena kehilangan anggota keluarganya atau rumahnya akibat tertimbun longsor itu masing-masing adalah:
1. Brian, Kelas 4, ibu dan bapak hilang, rumah tertimbun longsor
2. Putri Ananta, kelas 3, ibu dan anak hilang
3. Dia Rosa, Kelas 6, ibu dan bapak hilang
4. Intan, Kelas 4, ibu dan adik hilang, rumah tertimbun longsor
5. Agus Tri Saputra, Kelas 4, bapak hilang
6. Roin Umaya, Kelas 6, rumah tertimbun longsor
7. Michael, Kelas 3, rmah tertimbun
8. Jihan, Kelas 2, rumah tertimbun longsor
9. Adin, kelas 2, rumah tertibun longsor
10. Naila safitri, kelas 4, rumah tertimbun longsor
11. Mei, Kelas 2, rumah tertimbun longsor
12. Duduk Siswanto, guru, rumah tertimbun longsor
Sudjarsijo berharap, seluruh korban longsor yang hilang bisa segera ditemukan sehingga proses pemulihan psikologis para siswa bisa dilakukan lebih cepat.
Saat ini aktifitas seluruh siswa SD Negeri Banaran di Masjid Ibadus Sholihin, karena takut terjadi longsor susulan.
Sementara itu hingga hari kelima proses pencarian korban hilang, tim SAR gabungan baru berhasil menemukan tiga jenazah, yakni Katemi (70), Iwan Danang Suwandi (27) dan Sunadi (47).
Sedangkan 25 korban lainnya masih dalam upaya pencarian tim SAR gabungan di tiga sektor pencarian, mulai dari titik nol bencana longsor hingga area mukim di tengah dan ujung bawah Dusun Tangkil dan Dusun Krajan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017