Blitar (Antara Jatim) - Sedikitnya 75 tahanan narkotika di Lapas Kelas II B, Blitar, Jawa Timur, melakukan tes urine, sebagai upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba.
     
"Kami melakukan langkah pencegahan, meminimalisir barang yang masuk, dengan razia, termasuk tes urine ini," kata Kepala Lapas Kelas II B Blitar Rudi Sarjono dalam acara sosialisasi bahaya narkoba serta tes urine di Lapas Kelas II Blitar, Senin.
     
Ia mengatakan, kerjasama dengan BNN juga sangat baik, sebab BNN mempunyai dokter, psikolog. Ia menyambut baik dengan kegiatan tes urine maupun sosialisasi tentang bahaya narkoba di lapas.
     
Pihaknya juga menyebut, BNN sempat meminta meminta bagaimana jika lapas dijadikan tempat untuk rehabilitasi dan ia setuju. Hal itu juga sesuai dengan komitmen dari lapas, untuk ikut memerangi narkoba.
     
Ia berharap, dengan beragam kegiatan di lapas ini, juga bisa memberikan kesadaran, salah satunya pada tahanan narkoba di lapas. Selain kesadaran untuk tidak mengonsumsi narkoba, juga memberikan kesadaran mental.
     
Salah satunya, mereka yang sebelumya ditahan dan terlibat penyalahgunaan narkoba, belum tentu yang bersangkutan menggunakan. Untuk itu, pihaknya menyambut baik sosialisasi tersebut.  
     
"Sosialisasi plus tes urine ini, untuk mengetahui ada atau tidak yang ketergantungan, siapa yang direhab, sebab tidak semua pengguna direhab. Jika sudah bersih, rehab mental," katanya.
     
Ia mengatakan, di Lapas Kelas II Blitar, jumlah tahanan pengguna narkoba ada 75 orang. Jika dari hasil tes urine, diketahui ada yang positif urinenya mengandung narkoba, pihak lapas secepatnya koordinasi untuk tindaklanjutnya.  
     
Sementara itu, Kepala BNN Kabupaten Blitar AKBP Henry Siswanto menambahkan, BNN memang intesif melakukan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba termasuk di lapas.
     
Ia mengatakan, penyalahguna narkoba bisa dilakukan rehabilitasi, dengan harapan ke depan yang bersangkutan tidak akan menggunakan lagi.
     
"Berbicara rehabilitasi, itu nantinya jika sudah lepas dari lembaga, hidup di masyarakat sudah tidak menggunakan lagi, mengerti dan memahami bahaya penyalahgunaan narkoba," katanya.
     
Lebih lanjut, ia mengatakan yang bersangkutan ke depan bisa menyampaikan langsung ke masyarakat terkait dengan bahaya penyalahgunaan narkoba tersebut.
     
Kegiatan tes urine dilakukan dengan ketat. Setiap tahanan mendapatkan botol untuk menampung urine. Mereka masuk ke kamar mandi dan dijaga ketat, sehingga tidak bisa mengelabuhi petugas. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017