Blitar (Antara Jatim) - Aparat Kepolisian Resor Blitar, Jawa Timur, menangani kasus pembunuhan
yang terjadi pada seorang remaja asal Malang, di Desa Karangrejo,
Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
"Kami masih tangani kejadian ini. Tadi, kami juga sudah bertemu dengan keluarga korban," kata Kepala Polres Blitar AKBP Slamet Waloya di Blitar, Rabu.
Kasus pembunuhan itu terungkap setelah Agus Wahyudi, seorang warga hendak menambang pasir di sungai yang terletak di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Ia terkejut melihat tubuh korban tergeletak di tepi sungai dengan kondisi kepala menghadap ke timur.
Agus yang panik melihat adanya jenazah tersebut, langsung memberitahukan ke warga lainnya dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Tidak berapa lama, petugas pun datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara.
Saat ditemukan, korban mengenakan kaos hitam serta celana berwarna hitam. Di tubuh korban terdapat luka akibat senjata tajam. Jenazah korban juga langsung dibawa ke RSUD Wlingi, Kabupaten Blitar untuk dirawat.
Kapolres mengatakan, awalnya, polisi kesulitan mengetahui identitas korban. Namun, setelah mencari informasi, akhirnya ada keluarga korban yang datang ke rumah sakit.
Ia menyebut, keluarga yang datang itu untuk memastikan identitas jenazah itu adalah ayah serta kakak sepupu korban.
Dari hasil itu, korban diketahui bernama Fitriatul Jannah (19), warga Dusun Sumbersari, Desa Pagersari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Korban, lanjut Kapolres adalah pelajar di sebuah sekolah keperawatan di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Sampai saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait dengan pembunuhan tersebut.
Pihaknya juga sengaja mengirimkan jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, untuk dilakukan autopsi guna memastikan penyebab korban terbunuh.
"Kami masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara, Kediri, jadi sementara kami masih melakukan penyelidikan," katanya.
Sementara itu, hingga saat ini, polisi masih memeriksa keluarga korban, guna mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi lainnya, dengan harapan kasus itu segera terungkap. (*)
"Kami masih tangani kejadian ini. Tadi, kami juga sudah bertemu dengan keluarga korban," kata Kepala Polres Blitar AKBP Slamet Waloya di Blitar, Rabu.
Kasus pembunuhan itu terungkap setelah Agus Wahyudi, seorang warga hendak menambang pasir di sungai yang terletak di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Ia terkejut melihat tubuh korban tergeletak di tepi sungai dengan kondisi kepala menghadap ke timur.
Agus yang panik melihat adanya jenazah tersebut, langsung memberitahukan ke warga lainnya dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Tidak berapa lama, petugas pun datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara.
Saat ditemukan, korban mengenakan kaos hitam serta celana berwarna hitam. Di tubuh korban terdapat luka akibat senjata tajam. Jenazah korban juga langsung dibawa ke RSUD Wlingi, Kabupaten Blitar untuk dirawat.
Kapolres mengatakan, awalnya, polisi kesulitan mengetahui identitas korban. Namun, setelah mencari informasi, akhirnya ada keluarga korban yang datang ke rumah sakit.
Ia menyebut, keluarga yang datang itu untuk memastikan identitas jenazah itu adalah ayah serta kakak sepupu korban.
Dari hasil itu, korban diketahui bernama Fitriatul Jannah (19), warga Dusun Sumbersari, Desa Pagersari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Korban, lanjut Kapolres adalah pelajar di sebuah sekolah keperawatan di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Sampai saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait dengan pembunuhan tersebut.
Pihaknya juga sengaja mengirimkan jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, untuk dilakukan autopsi guna memastikan penyebab korban terbunuh.
"Kami masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara, Kediri, jadi sementara kami masih melakukan penyelidikan," katanya.
Sementara itu, hingga saat ini, polisi masih memeriksa keluarga korban, guna mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi lainnya, dengan harapan kasus itu segera terungkap. (*)
Editor : Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017