Trenggalek (Antara Jatim) - Belasan hektare tanaman padi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengalami gagal panen akibat serangan hama wereng yang mewabah seiring hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut dua bulan terakhir.
    
"Tanaman sudah rusak saat padi mulai berbuah," kata Kirom, petani Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Selasa.
    
Di areal sawah Kirom, luas tanaman padi yang rusak mencapai 3/4 hektare. Namun kondisi serupa juga dialami tanaman padi milik sejumlah petani lain, sehingga sebagian dilakukan pembabatan atau penebangan tanaman padi pada usia dini.
    
"Usia tanaman padi ini masih 2,5 bulan. Jauh, belum waktunya panen sehingga bulir padi juga belum terbentuk meski sudah mulai ada buah (gabah)," kata Asmuni, petani lain.
    
Keduanya menuturkan, serangan hama wereng cokelat berlangsung cepat. Tanaman padi yang mulainya hijau subur dalam hitungan sepekan langsung menguning, layu lalu mati.
    
"Kami sudah berusaha melakukan penyemprotan obat antihama, tapi semua sudah terlambat dan tetap saja (tanaman) mati," katanya.
    
Potensi kerusakan tanaman padi akibat serangan wereng tersebut meluas, tidak hanya di kawasan persawahan di Kecamatan Gandusari namun juga terjadi di beberapa daerah lain seperti di Kecamatan Durenan, Pogalan, serta sekitar Kota Trenggalek.
    
"Panen yang tidak serentak serta pola tanam yang tidak bersama membuat hama mudah menyebar dan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain," katanya.
    
Seorang ibu-ibu petani bernama Arumi menuturkan, selain merusak tanaman padi saat menjelang dewasa, hama juga menyebabkan volume panenan padi petani turun hingga 80 persen.
    
"Dalam kondisi normal panenan padi/gabah kami mencapai sekitar lima ton. Namun akibat serangan wereng dan kerusakan yang terjadi menyebabkan panen saat ini tinggal satu ton," kata Arumi.
    
Akibatnya, Arumi, Asmuni dan Kirom mengaku merugi jutaan rupiah. Hal itu disebabkan biaya produksi mulai pembibitan, penanaman, perawatan, obat-obatan hingga operasional yang cukup tinggi sementara hasil sangat minim atau bahkan gagal.
    
"Terpaksa tanaman padinya kami gunakan sebagai pakan ternak sapi. Dari pada merugi banyak," ujarnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017