Kediri (Antara Jatim) - Sedikitnya 1.213 pelajar tingkat sekolah dasar se-Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengikuti pentas jaranan kolosal yang diselenggarakan di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG).
"Kami sengaja melibatkan anak-anak untuk kegiatan jaranan ini. Kami ingin terus menggali dan menghidupkan budaya Panji," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Gembong Prajitno di Kediri, Minggu.
Ia mengatakan, dalam acara yang bertema "Greget jaranan alit" ini, mengusung tentang cerita Panji, dimana cerita ini sangat kental untuk Kediri. Kegiatan itu merupakan rangkaian kegiatan di Hari Jadi Kabupaten Kediri 2017 yang ke-1213. Tari jaranan juga salah satu kesenian khas dari kabupaten ini.
Pihaknya menyebut, acara tersebut digelar sekaligus ingin menumbuhkan semangat pada anak-anak agar mencintai budaya dan seni dari Kediri, sehingga seni ini akan terus lestari.
Ia mengatakan, anak-anak sudah latihan cukup lama, sekitar 23 hari lalu, sebelum tampil pada Minggu pagi. Mereka intensif latihan di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri.
Walaupun di data awal ada 1.213 anak yang terlibat, saat tarian itu berlangsung, Gembong menyebut, ternyata peserta lebih dari jumlah tersebut. Mereka juga sangat bersemangat untuk menari bersama.
"Satu ungkapan kepedulian luar biasa untuk terus menggali gerak Panji, jadi kami juga rutin mengadakan acara greget jaranan alit ini," katanya.
Sementara itu, setelah tari kolosal "Jaranan alit" itu selesai, dilanjutkan dengan adanya iring-iringan penari, yang menggambarkan tentang Legenda Klenting Kuning, Merah, Hijau, Yuyu Kangkang serta Panji Asmorobangun.
Rombongan itu terbagi menjadi beberapa kelompok penari. Iring-iringan tersebut juga membawa replika Prasasti Harinjing, yang merupakan cikal bakal sejarah tentang Hari Jadi Kabupaten Kediri.
Hari Jadi Kabupaten Kediri 2017 saat ini berlangsung yang ke-1213. Pemkab mengadakan sedikitnya 22 acara, lebih meriah ketimbang perayaan Hari Jadi 2016.
Selain tari kolosal "Greget jaranan alit" tersebut, beberapa acara lainnya misalnya pagelaran wayang kulit yang dilakukan di sejumlah kecamatan, lintas alam Semen-Besuki, Motocros di Desa Tondowongso, Kecamatan Gurah, Festival sepeda kuno, serta sejumlah acara lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017