Trenggalek (Antara Jatim) - Asosiasi pondok pesantren atau Robithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jatim bekerja sama dengan Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku dan Djarum Foundation kembali menggelar kegiatan amal pengobatan gratis di Pondok Pesantren Darisulaimaniyah, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu.
"Program pengobatan gratis ini lebih ditujukan untuk membantu pemberian layanan kesehatan pada masyarakat di lingkup pesantren maupun sekitarnya," kata Ketua RMI Kabupaten Trenggalek Nur Rochim dikonfirmasi di sela kegiatan pengobatan gratis di Ponpes Darisulaimaniyah, Trenggalek.
Ia berharap kegiatan pengobatan gratis itu membantu pengidentifikasian kasus-kasus penyakit di lingkungan ponpes, sekaligus melakukan penanganan pengobatan.
Nur Rochim yang juga pengasuh Ponpes Darisulaimaniyah menyatakan kegiatan amal oleh pihak swasta seperti itu sangat dirasakan manfaatnya, sebagaimana terindikasi dengan besarnya animo santri maupun masyarakat sekitar pesantren.
"Kami berharap ke depannya kegiatan sosial ini bisa terus dilakukan di pesantren-pesantren lain dan melibatkan lintaskelembagaan sebagai kegiatan amal sekaligus upaya peningkatan kualitas kesehatan di lingkungan pesantren," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa RMI bertekad mengembalikan citra pesantren sebagai salah satu sumber segala kebersihan sebagaimana pernah disabdakan Nabi Mouhammad SAW pada masanya.
"Jadi kalau ada yang mengesankan pesantren itu identik dengan kekumuhan itu keliru sekali. Kegiatan ini bisa menjadi bagian dari gerakan untuk mengembalikan citra pesantren sebagai sumber dari segala kebersihan lingkungan seperti sabda nabi," ujarnya.
Terkait kegiatan amal pengobatan gratis yang dilakukan RMI bekerjasama dengan YSBI dan Djarum Foundation, Ketua Tim Medis YSBI dr Isnindarsyah mengungkapkan mayoritas santri dan masyarakat lingkungan pesantren bermasalah dalam hal kesehatan kulit, gangguan mata-telinga,alergi, serta batuk pilek.
"Kelihatannya persoalan sanitasi dan kebersihan lingkungan masih menjadi persoalan yang selalu ada di hampir semua pesantren yang kami kunjungi selama tiga tahun menjalankan program amal pengobatan gratis di Jatim," kata Isnindarsyah.
Menurut Isnindarsyah, selain faktor sanitasi kondisi lingkungan yang didukung iklim tropis yang cenderung lembab membuat perkembangbiakan bakteri kulit mudah menjadi endemis.
"Satu saja ada yang kena potensi penularannya tinggi dan bisa terus berlangsung sampai ada tindakan pengobatan menyeluruh dan penyehatan lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan aksi sosial tersebut memiliki tiga fungsi, yakni pendataan, pelayanan (kesehatan) dasar, serta pendidikan tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan dan kesehatan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Program pengobatan gratis ini lebih ditujukan untuk membantu pemberian layanan kesehatan pada masyarakat di lingkup pesantren maupun sekitarnya," kata Ketua RMI Kabupaten Trenggalek Nur Rochim dikonfirmasi di sela kegiatan pengobatan gratis di Ponpes Darisulaimaniyah, Trenggalek.
Ia berharap kegiatan pengobatan gratis itu membantu pengidentifikasian kasus-kasus penyakit di lingkungan ponpes, sekaligus melakukan penanganan pengobatan.
Nur Rochim yang juga pengasuh Ponpes Darisulaimaniyah menyatakan kegiatan amal oleh pihak swasta seperti itu sangat dirasakan manfaatnya, sebagaimana terindikasi dengan besarnya animo santri maupun masyarakat sekitar pesantren.
"Kami berharap ke depannya kegiatan sosial ini bisa terus dilakukan di pesantren-pesantren lain dan melibatkan lintaskelembagaan sebagai kegiatan amal sekaligus upaya peningkatan kualitas kesehatan di lingkungan pesantren," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa RMI bertekad mengembalikan citra pesantren sebagai salah satu sumber segala kebersihan sebagaimana pernah disabdakan Nabi Mouhammad SAW pada masanya.
"Jadi kalau ada yang mengesankan pesantren itu identik dengan kekumuhan itu keliru sekali. Kegiatan ini bisa menjadi bagian dari gerakan untuk mengembalikan citra pesantren sebagai sumber dari segala kebersihan lingkungan seperti sabda nabi," ujarnya.
Terkait kegiatan amal pengobatan gratis yang dilakukan RMI bekerjasama dengan YSBI dan Djarum Foundation, Ketua Tim Medis YSBI dr Isnindarsyah mengungkapkan mayoritas santri dan masyarakat lingkungan pesantren bermasalah dalam hal kesehatan kulit, gangguan mata-telinga,alergi, serta batuk pilek.
"Kelihatannya persoalan sanitasi dan kebersihan lingkungan masih menjadi persoalan yang selalu ada di hampir semua pesantren yang kami kunjungi selama tiga tahun menjalankan program amal pengobatan gratis di Jatim," kata Isnindarsyah.
Menurut Isnindarsyah, selain faktor sanitasi kondisi lingkungan yang didukung iklim tropis yang cenderung lembab membuat perkembangbiakan bakteri kulit mudah menjadi endemis.
"Satu saja ada yang kena potensi penularannya tinggi dan bisa terus berlangsung sampai ada tindakan pengobatan menyeluruh dan penyehatan lingkungan," ujarnya.
Ia mengatakan aksi sosial tersebut memiliki tiga fungsi, yakni pendataan, pelayanan (kesehatan) dasar, serta pendidikan tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan dan kesehatan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017