Mojokerto (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur mengajak pemangku kepentingan yang ada di kabupaten setempat untuk melaksanakan prograam "nabung banyu" atau menabung air dalam rangka melindungi sumber air.

Wakil Bupati Mojokerto, Jawa Timur, Pungkasiadi, Rabu mengatakan, perlindungan sumber air dengan menjaga vegetasi, rekayasa struktur tanah sebagai tempat resapan air serta mengolah sampah dan limbah, hanya sebagian dari upaya memperkuat daya dukung dan daya tampung alam. 

""Masih diperlukan sinergi antar pemangku kepentingan sebagai formasi utuh, demi merealisasikan hal tersebut," katanya pada kegiatan Gelar Tikar Multi Stakeholder Program Nabung Banyu Peringatan Hari Air Sedunia, di sumber mata air Jubel, Pacet.

Menurutnya, penyelamatan lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri karena formasi utuh dan sinergi multi pemangku kepentingan baik pemerintah, dunia usaha dan elemen masyarakat jelas diperlukan.

Pada kegiatan yang mengusung tema Penghijauan dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Edukasi Lingkungan Mata Air Gunung Welirang dirinya mengatakan jika bencana longsor yang melanda beberapa titik di daerah Pacet beberapa waktu lalu, menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 

"Selain tindakan tanggap darurat, berbagai "treatment" pencegahan jangka panjang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Mojokerto," katanya dalam keterangan pers.

Ia mengatakan, sampai dengan tahun ini, sudah jutaan bibit pohon telah ditanam dan ribuan sumur resapan, lubang biopori dan ratusan sekolah dibina melalui program Adiwiyata. 

"Perbup nomor 13 tahun 2015 tentang sumur resapan juga telah diterbitkan. Bahkan sejak tahun 2008, Kabupaten Mojokerto sudah memiliki laboratorium lingkungan yang diakui nasional melalui akreditasi oleh komite akreditasi nasional," katanya.

Sebagai informasi, Aliansi Air terbentuk atas tindak lanjut workshop Water Stewardship Oktober 2016 lalu.

Aliansi Air ingin mensinergikan tiga pemangku kepentingan yang berkaitan dengan konservasi air (pemerintahan, swasta, dan Non Government Organization atau NGO). 

Selama ini kebanyakan berjalan sendiri-sendiri, swasta dengan kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR), pemerintah berjalan dengan programnya, begitu juga akademisi dan masyarakat. Berangkat dari sini, Aliansi Air bercita-cita untuk mensinergikan semua stakeholder terkait.

Brewery Manager PT. Multi Bintang Indonesia, Frans Rozemeijer, mewakili pemangku kepentingan dari dunia usaha yang hadir dalam acara Gelar Tikar Multi Stakeholder Program Nabung Banyu ini mengatakan jika Gunung Welirang merupakan sumber mata air penting bagi Kabupaten Mojokerto. 
"Gunung Welirang adalah salah satu sumber mata air penting bagi keberlangsungan alam di Kabupaten Mojokerto. Kami berkomitmen untuk ikut membantu menjaga keberlangsungan sumber mata air, tentu dengan didukung para stakeholder baik pemerintah maupun masyarakat," katanya.

Acara diakhiri dengan prosesi penyerahan bibit pohon dari PT. Multi Bintang Indonesia kepada Perhutani, serta dari Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS) kepada tokoh masyarakat Kembangbelor/Pesanggem, dilanjutkan pemotongan tumpeng oleh wakil bupati kepada PDAM, ditutup aksi nyata tanam 4.000 pohon.  

Kegiatan ini dihadiri pula Asisten dan para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Mojokerto terkait, kades beserta Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Pacet.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017