Surabaya (Antara Jatim) - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur memastikan isu penculikan anak yang bermula dari media sosial adalah hoax, karena itu masyarakat diimbau untuk tidak mudah mempercayai berita yang berkembang di media sosial, terutama berita bohong atau hoax.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Rabu mengatakan masyarakat harus tetap tenang dan tidak terprovokasi terkait isu penculikan anak yang kemudian hendak diambil organ dalamnya yang beredar luas di media sosial.

"Kapolda menegaskan bahwa isu yang tersebar di medsos itu hoax. Bahkan Kapolri pun turut angkat bicara," kata dia.

Barung tak menampik jika kasus yang terjadi di Madura akhir-akhir ini adalah efek kekhawatiran yang berlebihan dari masyarakat.

"Ini adalah bukti, semakin masyarakat terprovokasi, semakin terbentuk opini seakan-akan isu penculikan ini adalah benar," ujar Barung.

Menanggapi isu penculikan yang memakan korban di Madura, dia menjelaskan, setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan, orang yang diduga akan melakukan penculikan adalah orang gila. Sedangkan satu lainnya adalah penjual meteran listrik.

"Sudah kita selidiki sampai ke keluarganya. Ini karena masyarakat terproteksi dengan sangat luar biasa terbentuk opininya," tuturnya.

Sementara itu, Barung meminta media massa untuk berperan aktif dalam menyebarkan dan memberikan informasi yang benar serta menyejukkan bagi masyarakat.

Dia berharap, dengan pemberitaan media yang positif, masyarakat tidak akan mudah terprovokasi, tidak terpancing, serta tidak termakan isu hoax.

"Karena inilah yang diinginkan oleh penyebar isu itu. Sehingga yang terjadi adalah keinginannya sudah terjadi, seperti main hakim sendiri yang ada di Madura," kata dia.

Sebelumnya, di Sumenep, Madura, Jawa Timur tiga orang gila korban isu penculikan anak ditangkap warga. Dua ditangkap di Kecamatan Ganding yaitu di Desa Ketawang Daleman dan Dusun Laok Songai, Desa Bilapora Barat. Sedangkan satu lagi ditangkap di Desa Sema'an, Kecamatan Dasuk. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017