Surabaya, (Antara Jatim) - Ekspor Provinsi Jawa Timur pada Februari 2017 tercatat mengalami kenaikan sebesar 11,18 persen, dari 1.369,87 juta dolar AS menjadi menjadi 1,522,99 juta dolar AS, sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah setempat.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono dalam keterangan persnya mengenai ekspor impor Jatim di Surabaya, Rabu mengatakan kenaikan itu didorong dari naiknya ekspor nonmigas yang pada Februari 2017 mencapai 1.438,92 juta dolar AS, atau naik 12,55 persen dibanding ekspor nonmigas Januari 2017 yang hanya mencapai 1.278,45 juta dolar AS.

Sedangkan ekspor migas, kata Teguh mengalami penurunan sebesar 8,03 persen pada Februari 2017 atau mencapai 84,08 juta dolar AS, dibanding Januari 2017 yang mencapai 91,42 juta dolar AS.

"Secara kumulatif nilai ekspor Jatim dibanding pada periode yang sama tahun 2016 mengalami penurunan, dengan catatan pada Januari sampai Februari 2016 mencapai 3.174,14 juta dolar AS, kini menjadi 2.892,86 juta dolar AS, atau turun 8,86 persen," tuturnya.

Teguh mengatakan, sesuai catatan BPS komoditas ekspor nonmigas Jawa Timur didominasi oleh perhiasan/permata dengan nilai 310,19 juta dolar AS, diikuti lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 115,45 juta dolar AS.

Selain itu, juga komoditas kayu dan barang dari kayu sebesar 94,94 juta dolar AS, ditambah berbagai produk kimia sebesar 71,52 juta dolar AS serta ikan dan udang sebesar 69,31 juta dolar AS.

"Untuk komoditas utama dari kelompok barang perhiasan/permata adalah perhiasan logam mulia, dan di kelompok lemak dan minyak hewan/nabati adalah minyak kelapa sawit yang dimurnikan, dikelantang dan dihilangkan baunya yang dijual dalam bentuk kemasan, dan pada kelompok kayu atau barang dari kayu komoditas utamanya adalah "conifer strip" jati untuk bahan lantai," ujarnya.

Sementara itu, untuk negara tujuan ekspor produk nonmigas Jatim terbesar adalah Swiss dengan nilai ekspor 195,14 juta dolar AS, diikuti AS dengan nilai ekspor sebesar 173, 75 juta dolar AS, dan berikutnya adalah Jepang dengan nilai ekspor 151,33 juta dolar AS.

"Untuk negara ASEAN tujuan ekspor komoditi nonmigas utama Jawa Timur adalah Singapura, Malaysia dan Vietnam serta Thailand. Sementara untuk negara Uni Eropa adalah Belanda, Jerman, dan Italia," jelasnya.

Sementara untuk nilai impor Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 7,84 persen, yakni dari 1.737,63 juta dolar AS pada Januari 2017 menjadi 1.601,38 juta dolar AS pada Februari 2017.

Teguh mengatakan, meski mengalami penurunan negara penyuplai barang terbesar ke Jatim masih berasal dari Tiongkok dengan nilai 285,05 juta dolar AS, disusul Amerika Serikat senilai 103,78 juta dolar AS, kemudian Thailand senilai 64,76 juta dolar AS.

"Komoditas yang mendominasi impor selama bulan Februari 2017 adalah barang nonmigas seperti mesin-mesin/pesawat mekanik, diikuti plastik dan barang dari plastik, besi dan baja, serta komoditas gandum-ganduman," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017