Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan kerugian dalam tujuh kali kejadian angin kencang yang melanda 14 desa di delapan kecamatan mencapai Rp421,7 juta, selama tiga bulan terakhir.

"Angin kencang yang terjadi mengakibatkan delapan rumah roboh, dan belasan lainnya rusak berat dan ringan," kata Kasi Logistik dan Prasarana BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Rabu.

Selain itu, lanjut dia, angin juga merobohkan rumah budi daya jamur di Desa Nglarangan dan sebuah rumah penggilingan padi di Desa Temu, di Kecamatan Kanor.

Lainnya sebuah rumah penggergajian kayu di Desa Kenep, Kecamatan Balen, juga roboh diterjang angin kencang.

"Kerugian terbesar karena rumah budi daya jamur yang roboh membawa dampak isi jamur yang siap panen rusak," tuturnya.

Ia menambahkan angin kencang yang terjadi terakhir yaitu di Desa Campurejo dan Mulyoagung, Kecamatan Kota, yang mengakibatkan belasan rumah warga rusak, pada 13 Maret.

"Tidak ada korban jiwa, dalam tujuh kali kejadian angin kencang. Tetapi dua warga mengalami luka ringan akibat tertimpa bangunan rumahnya yang roboh," jelas dia.

Data di BPBD setempat menyebutkan selain di Kecamatan Kanor dan Balen, desa yang dilanda angin kencang di Kecamatan Kalitidu, Sukosewu, Baureno, Sumberrejo, Gayam dan Kota.

Yang jelas, menurut dia, BPBD selalu memberikan santunan kepada warga korban angin kencang yang rumahnya roboh, rusak berat dan ringan.

"Tapi kalau warga tidak melapor ya tidak memperoleh santunan," ucapnya.

Sesuai Peraturan Bupati (Perbup) Bojonegoro, lanjut dia, pemberian santunan bervariasi bergantung kondisi kerusakannya.

"Kalau rusak ringan, seperti gentingnya rontok ya besarnya santunan berkisar Rp100.000-Rp200.000 per kepala keluarga (KK). Tapi yang rumahnya roboh bisa memperoleh santunan sebesar Rp5 juta per KK," paparnya.

Ia menambahkan BPBD tetap mewaspadai ancaman angin kencang yang datang bersamaan dengan hujan deras yang dipengaruhi adanya awan hujan (cumunilumbus) selama Maret.

"Kami juga mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, sebab hujan yang terjadi selama Maret tidak hanya deras, tetapi juga disertai angin kencang," tambahnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017