Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengusulkan 11.500 nama siswa calon penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) periode 2017.
"Tahun ini ada 11 ribu siswa tingkat SD yang masuk dalam data dapodik (data pokok pendidikan)," kata Sekretaris Dikpora Tulungagung Hariyo Dewanto Wicaksono di Tulungagung, Selasa.
Ia mengatakan, usulan KIP diprioritaskan bagi siswa SD tidak mampu yang tersebar di 19 kecamatan daerah tersebut.
Selain latar belakang ekonomi atau tidak mampu, dasar penentuan usulan siswa calon penerima KIP yang masuk dapodik adalah siswa yatim atau yatim piatu, rentan miskin dan lainnya.
"Berdasar data dapodik tersebut kemudian diverifikasi sehingga KIP tersebut nantinya tepat sasaran," katanya.
Hariyo menambahkan, setelah dikirim ke dikpora data usulan siswa calon penerima KIP kemudian divalidasi oleh lembaga yang mengusulkan.
Jika dari data tersebut layak atau benar, maka kemudian dikirim ke pusat kembali untuk dilakukan pencairan, katanya
"Untuk SMP belum kami terima, kemungkinan masih dalam proses," ujarnya.
Yoyok mengatakan KIP merupakan program pendidikan dari Kementerian Pendidikan RI berupa bantuan tambahan dana pendidikan sebesar Rp450 ribu per tahun bagi Siswa SD, sedangkan SMP sebesar Rp750 ribu per siswa dalam satu tahun.
Diharapkan, bantuan pendidikan tersebut bisa dimanfaatkan oleh siswa untuk meringankan biaya pendidikan sehingga siswa-siswi tidak kesulitan biaya pendidikan bahkan hingga putus sekolah.
"Saya jamin, tahun 2017 ini lebih tepat sasaran karena kami validasi langsung dibantu dengan para lembaga," katanya.
Yoyok mengatakan, sebelumnya penerima KIP akan mencairkan dana tersebut dengan Id bank atau virtual icon.
Namun tahun 2017 ini, kata dia, akan diberlakukan sistem buku tabungan.
"Dengan sistem ini siswa yang mendapatkan KIP itu akan mencairkan dengan sistem buku tabungan. Bahkan, ini lebih mudah dan transparan," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Tahun ini ada 11 ribu siswa tingkat SD yang masuk dalam data dapodik (data pokok pendidikan)," kata Sekretaris Dikpora Tulungagung Hariyo Dewanto Wicaksono di Tulungagung, Selasa.
Ia mengatakan, usulan KIP diprioritaskan bagi siswa SD tidak mampu yang tersebar di 19 kecamatan daerah tersebut.
Selain latar belakang ekonomi atau tidak mampu, dasar penentuan usulan siswa calon penerima KIP yang masuk dapodik adalah siswa yatim atau yatim piatu, rentan miskin dan lainnya.
"Berdasar data dapodik tersebut kemudian diverifikasi sehingga KIP tersebut nantinya tepat sasaran," katanya.
Hariyo menambahkan, setelah dikirim ke dikpora data usulan siswa calon penerima KIP kemudian divalidasi oleh lembaga yang mengusulkan.
Jika dari data tersebut layak atau benar, maka kemudian dikirim ke pusat kembali untuk dilakukan pencairan, katanya
"Untuk SMP belum kami terima, kemungkinan masih dalam proses," ujarnya.
Yoyok mengatakan KIP merupakan program pendidikan dari Kementerian Pendidikan RI berupa bantuan tambahan dana pendidikan sebesar Rp450 ribu per tahun bagi Siswa SD, sedangkan SMP sebesar Rp750 ribu per siswa dalam satu tahun.
Diharapkan, bantuan pendidikan tersebut bisa dimanfaatkan oleh siswa untuk meringankan biaya pendidikan sehingga siswa-siswi tidak kesulitan biaya pendidikan bahkan hingga putus sekolah.
"Saya jamin, tahun 2017 ini lebih tepat sasaran karena kami validasi langsung dibantu dengan para lembaga," katanya.
Yoyok mengatakan, sebelumnya penerima KIP akan mencairkan dana tersebut dengan Id bank atau virtual icon.
Namun tahun 2017 ini, kata dia, akan diberlakukan sistem buku tabungan.
"Dengan sistem ini siswa yang mendapatkan KIP itu akan mencairkan dengan sistem buku tabungan. Bahkan, ini lebih mudah dan transparan," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017