Pasuruan (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengajak kepada PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) untuk terus mengembangkan investasinya di Jawa Timur demi memudahkan perdagangan di wilayah kawasan timur Indonesia.
"Kami mengajak kepada Coca Cola Amatil Indonesia untuk terus berinvestasi dan mengembangkan usahanya di Jawa Timur oarena peran Jatim yang menjadi penghubung perdagangan untuk kawasan Timur Indonesia Timur dan Kalimantan," katanya saat Peresmian Mega Distribution Centre dan Fasilitas Produksi Preeform sekaligus 25 tahun keberadaan PT. Coca Cola Amatil Indonesia, di Pandaan, Kab. Pasuruan, Kamis.
Ia mengemukakan, mendirikan industri dan investasi di Jatim merupakan keputusan tepat karena pasar yang ada sangat besar dan terus berkembang.
"Hal tersebut menjadikan Jatim sebagai lokasi investasi yang sangat menarik di Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan, biaya pengiriman barang dan jasa di Jawa Timur ini juga lebih murah ketimbang pengiriman melalui pelabuhan di Makasar.
"Ini bisa meningkatkan efisiensi distribusi produk-produk Coca Cola ke wilayah lain khususnya ke kawasan timur Indonesia. Jatim merupakan salah
satu tempat paling efisen untuk mengembangkan usaha industri," katanya.
Menurutnya, Jatim juga sudah dikenal sebagai provinsi industri karena industri mampu memberi sumbangan sebesar 28.92 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
"Padahal menurut Menteri Perindustrian, batas minimal sebuah daerah disebut provinsi industri bila memberi kontribusi sebesar 25 persen terhadap PDRB. Apalagi Jatim sudah menyumbang sebanyak 28.92 persen," katanya.
Ia mengatakan, kinerja perekonomian Jatim sudah mulai tumbuh membaik yakni di tahun 2016 ekonomi Jatim tumbuh sebesar 5.5 persen dengan nilai PDRB mencapai Rp1.855,04 trilliun.
"Ada tiga sektor utama yang menopang, yakni industri pengolahan 28.92 persen, sektor perdagangan 18 persen dan sektor pertanian 13.31 persen.
Karena itu kami memberi jaminan, investasi yang berlanjut dari perusahaan sekelas Coca Cola Amatil akan mampu mendorong tumbuhnya sektor industri Jatim hingga bisa memberi sumbangan sebesar 31 persen terhadap PDRB di tahun 2018," katanya.
Ia menjelaskan realisasi investasi di Jatim pada tahun 2016 mencapai Rp155 trilliun. Investasi tersebut berupa pemilik modak asing (PMA) Rp28.57 trilliun, pemilik modal dalam negeri (PMDN) Rp46.33 trilliun dan non fasilitas Rp82.14 trilliun.
"Sedangkan izin prinsip tercatat Rp61.43 trilliun yang sebagian besar didominasi ijin prinsip PMDN," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017