Situbondo (Antara Jatim) - Sekitar 60 orang penderita penyakit kusta di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mendapatkan pengobatan gratis dari pemeritah daerah setempat yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Kusta Sumberglagah, Mojokerto.
"Beberapa waktu lalu kami juga melakukan kegiatan senam bersama dengan penderita kusta selain dilaksanakan pengobatan secara gratis, dan semua unsur dari puskesmas dan dinas kesehatan senam bersama," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Rabu.
Ia mengemukakan, penderita kusta yang mendapatkan pengobatan gratis sekitar 60 orang itu harus dilakukan rekonstruksi tangan dan kakinya karena terancam cacat atau kondisi tangan dan kakinya mulai kaku.
Menurutnya, saat ini dinas kesehatan menjadikan Puskesmas Kecamatan Panji sebagai "branding" pelayanan penyakit kusta. Sebab, penderita kusta di kecamatan itu pada 2003 pernah menempati posisi tertinggi penderita kusta.
"Pada 2003 di Kecamatan Panji jumlah penderita kusta sebanyak sekitar 600 orang dan alhamdulillah setiap tahun ke tahun hingga sekarang sudah tinggal 20 orang penderita," katanya.
Abu Bakar juga menyampaikan bahwa penyakit kusta bukanlah penyakit kutukan, melainkan penyakit biasa yang bisa disembuhkan lewat pengobatan medis dan karenanya, lanjut dia, ketika ada penderita kusta mulai parah pihaknya langsung memanggil petugas medis dari RS Kusta Sumberglagah, Mojokerto.
"Kami akan terus melakukan pendataan penderita kusta untuk direkonstruksi, karena melalui rekonstruksi tubuh nantinya para penderita kusta tidak akan malu bergaul di tengah masyarakat," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Beberapa waktu lalu kami juga melakukan kegiatan senam bersama dengan penderita kusta selain dilaksanakan pengobatan secara gratis, dan semua unsur dari puskesmas dan dinas kesehatan senam bersama," ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Rabu.
Ia mengemukakan, penderita kusta yang mendapatkan pengobatan gratis sekitar 60 orang itu harus dilakukan rekonstruksi tangan dan kakinya karena terancam cacat atau kondisi tangan dan kakinya mulai kaku.
Menurutnya, saat ini dinas kesehatan menjadikan Puskesmas Kecamatan Panji sebagai "branding" pelayanan penyakit kusta. Sebab, penderita kusta di kecamatan itu pada 2003 pernah menempati posisi tertinggi penderita kusta.
"Pada 2003 di Kecamatan Panji jumlah penderita kusta sebanyak sekitar 600 orang dan alhamdulillah setiap tahun ke tahun hingga sekarang sudah tinggal 20 orang penderita," katanya.
Abu Bakar juga menyampaikan bahwa penyakit kusta bukanlah penyakit kutukan, melainkan penyakit biasa yang bisa disembuhkan lewat pengobatan medis dan karenanya, lanjut dia, ketika ada penderita kusta mulai parah pihaknya langsung memanggil petugas medis dari RS Kusta Sumberglagah, Mojokerto.
"Kami akan terus melakukan pendataan penderita kusta untuk direkonstruksi, karena melalui rekonstruksi tubuh nantinya para penderita kusta tidak akan malu bergaul di tengah masyarakat," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017