Malang, (Antara Jatim) - Penggalangan dana yang dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang dari masyarakat selama 2016 meningkat cukup signifikan dibanding tahun lalu, dari Rp906 juta pada 2015 menjadi Rp1,07 miliar pada 2016.
Sekretaris PMI Kabupaten Malang, Jawa Timur Aprilianto di Malang, Rabu mengatakan ada beberapa faktor yang mendorong meningkatnya penghimpunan dana PMI dari masyarakat, di antaranya tingkat kesadaran masyarakat semakin membaik, meski sumbangan itu bersifat sukarela.
"Sebenarnya penggalangan dana PMI ini masih bisa dioptimalkan dan bisa lebih besar lagi, namun karena adanya isu terkait sapu bersih pungutan liar (Saber Pungli) menjlang akhir tahun lalu, berpengaruh besar terhadap personel PMI," ujarnya usai menyerahkan hasil penghimpunan dana PMI 2016 di Pringgitan Pendopo Agung Kabuapten Malang.
Sejak diluncurkannya Saber Pungli, lanjutnya, personel PMI ketakutan. Sebenarnya dasar hukum penggalangan dana dari masyarakat itu sudah jelas dan legal, namun banyak personel yang takut dianggap melakukan pungutan liar, sehingga kinerja mereka kurang optimal.
Menyinggung sumbangan sukarela untuk dana PMI tersebut, April mengatakan mencetak tiga jenis kupon masing-masing dengan nominal Rp1.000, Rp2.000 dan Rp5.000. Kupon tersebut diedarkan di sekolah, layanan kesehatan, instansi pemerintah, dan BUMD, serta layanan kendaraan bermotor.
Ia menerangkan kupon senilai Rp1.000 didistribusikan untuk sekolah (siswa) dan layanan kesehatan, Rp2.000 untuk PNS, dan kupon senilai Rp5.000 untuk karyawan BUMN/BUMD. Akan tetapi, yang perlu digarisbawahi, semuanya bersifat sukarela.
Pengalaman selama ini, lanjutnya, tidak semua instansi atau lembaga menerima kupon penggalangan dana PMI, ada sekolah, pelanggan PDAM, dan tempat wisata yang menolak kupon sukarela tersebut.
Mengenai penggunaan dana yang terkumpul dari masyarakat tersebut, April mengatakan akan digunakan untuk kegiatan kemanusiaan yang dilakukan PMI. Sebab, dana yang dialokasikan pemerintah sangat terbatas, yakni sebesar Rp1 miliar.
Padahal, kata April, wilayah yang dijangkau PMI meliputi 33 kecamatan dengan letak geografis tidak semua lokasi bisa dijangkau dengan mudah. Sedangkan untuk kegiatannya tidak hanya terbatas pada kebencanaan, tetapi juga kegiatan sosial.
"Kita tidak mungkin hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah (APBD) saja, sebab kegiatan dan program PMi cukup banyak, belum lagi untuk 'screening' darah donor dari masyarakat," urainya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Sekretaris PMI Kabupaten Malang, Jawa Timur Aprilianto di Malang, Rabu mengatakan ada beberapa faktor yang mendorong meningkatnya penghimpunan dana PMI dari masyarakat, di antaranya tingkat kesadaran masyarakat semakin membaik, meski sumbangan itu bersifat sukarela.
"Sebenarnya penggalangan dana PMI ini masih bisa dioptimalkan dan bisa lebih besar lagi, namun karena adanya isu terkait sapu bersih pungutan liar (Saber Pungli) menjlang akhir tahun lalu, berpengaruh besar terhadap personel PMI," ujarnya usai menyerahkan hasil penghimpunan dana PMI 2016 di Pringgitan Pendopo Agung Kabuapten Malang.
Sejak diluncurkannya Saber Pungli, lanjutnya, personel PMI ketakutan. Sebenarnya dasar hukum penggalangan dana dari masyarakat itu sudah jelas dan legal, namun banyak personel yang takut dianggap melakukan pungutan liar, sehingga kinerja mereka kurang optimal.
Menyinggung sumbangan sukarela untuk dana PMI tersebut, April mengatakan mencetak tiga jenis kupon masing-masing dengan nominal Rp1.000, Rp2.000 dan Rp5.000. Kupon tersebut diedarkan di sekolah, layanan kesehatan, instansi pemerintah, dan BUMD, serta layanan kendaraan bermotor.
Ia menerangkan kupon senilai Rp1.000 didistribusikan untuk sekolah (siswa) dan layanan kesehatan, Rp2.000 untuk PNS, dan kupon senilai Rp5.000 untuk karyawan BUMN/BUMD. Akan tetapi, yang perlu digarisbawahi, semuanya bersifat sukarela.
Pengalaman selama ini, lanjutnya, tidak semua instansi atau lembaga menerima kupon penggalangan dana PMI, ada sekolah, pelanggan PDAM, dan tempat wisata yang menolak kupon sukarela tersebut.
Mengenai penggunaan dana yang terkumpul dari masyarakat tersebut, April mengatakan akan digunakan untuk kegiatan kemanusiaan yang dilakukan PMI. Sebab, dana yang dialokasikan pemerintah sangat terbatas, yakni sebesar Rp1 miliar.
Padahal, kata April, wilayah yang dijangkau PMI meliputi 33 kecamatan dengan letak geografis tidak semua lokasi bisa dijangkau dengan mudah. Sedangkan untuk kegiatannya tidak hanya terbatas pada kebencanaan, tetapi juga kegiatan sosial.
"Kita tidak mungkin hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah (APBD) saja, sebab kegiatan dan program PMi cukup banyak, belum lagi untuk 'screening' darah donor dari masyarakat," urainya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017