Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya memamerkan karya desain Kota Surabaya lama dalam pameran bertajuk "Presenting: Old Surabaya" di kampus setempat, 6 sampai 10 Maret 2017.

Koordinator pameran Purnama Esa Dora di Surabaya, Senin mengatakan pameran karya mahasiswa peserta mata kuliah Presentasi Visual 2 kali ini memilih objek kawasan Surabaya yang masih memiliki sudut-sudut bangunan atau peninggalan sejarah peradaban kota yang pernah dilintasi Belanda maupun penjajah lainnya.

"Bangunan peninggalan Kolonial Belanda yang ditampilkan seperti Wisma Wismilak, House of Sampoerna, Klenteng Boen Bio Kapasan, Rumah Abu Han hingga Museum bank Indonesia," katanya.

Dia menjelaskan dipilihnya tempat-tempat peninggalan tersebut selain untuk mengenalkan sejarah kepada mahasiswa juga untuk mengenalkan kepada masyarakat akan tempat peninggalan zaman Belanda yang masih terawat baik hingga saat ini.

"Selain itu dengan adanya pameran ini kami harap sebagai ajang positif bagi mahasiswa untuk lebih berani berkarya dan menerima masukan dari khalayak umum, menginggat mereka masih semester awal," kata dia.

Esa menjelaskan ada hal yang harus mahasiswa lakukan sebelum sketching yaitu secara berkelompok para mahasiswa ini terlebih dahulu melakukan studi literatur ke perpustakaan lalu dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa bangunan kota lama Surabaya tersebut.

"Dengan melakukan riset terkait penugasan yang akan dilakukan, membuat mahasiswa tidak asal-asalan ketika membuat karya. Kalau mereka tidak mau melakukan riset terlebih dahulu, maka karya yang mereka hasilkan juga lemah. Dan terkesan asal-asalan," kata Esa.

Dia menambahkan, meskipun dosen mengharuskan peserta mata kuliah Presentasi Visual 2 melakukan studi literatur, kemudian datang ke lokasi yang akan ditampilkan dalam karya, untuk membuat sketsa, tetapi mahasiswa diwajibkan melakukan riset sendiri.

"Barangkali ada temuan lain di lapangan melalui riset yang dilakukan sendiri oleh mahasiswa, maka temuan itu akan menjadi kajian menarik. Meskipun kami juga mewajibkan mahasiswa studi literatur, membaca dan datang langsung ke lokasi, riset tetap harus dilakukan," kata Esa.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017