Surabaya (Antara Jatim) - Pelukis Syalabi Asya menggelar pameran tunggal bertajuk “Sya La La La be Land” di Galeri Prabangkara, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, 3 – 5 Maret, yang salah satunya menyuguhkan eksperimen karyanya dalam mewujudkan imajinasi bayang-bayang.
    
Upaya untuk mewujudkan imajinasi bayang-bayang kepada setiap pengunjung yang datang untuk menyaksikan pamerannya ini terlihat di salah satu ruang pamer di lantai 2 Galeri Prabangkara, dari keseluruhan tiga ruang pamer di galeri tersebut.
    
Syalabi menempelkan berbagai karakter gambar melingkari satu ruang pamer berukuran sekitar 5 x 6 meter. Semua wujud karakter yang ditempelkannya itu berwarna hitam.
    
"Saya menggambarnya di atas kertas linen berwarna hitam. Lalu saya gunting satu persatu untuk kemudian ditempelkan mengitari dinding ruangan. Tadinya mau saya cat langsung di dinding-dinding ini pakai 'pilox' warna hitam," ujarnya, di sela pembukaan pameran, Jumat malam.   
    
Baginya, kalau dicat langsung pakai pilox, biayanya lebih murah. "Tapi ya jelas tidak diizini sama pengelola Taman Budaya," ungkapnya.
    
Namun Syalabi kemudian merasa dengan menggambarnya di atas kertas linen untuk kemudian mengguntingnya satu persatu dan menempelkannya di seluruh dinding ruangan, ada keuntungan tersendiri baginya. 
    
"Sebab nanti gambar-gambar ini bisa saya pindahkan untuk dipamerkan ke ruang seni di galeri-galeri lainnya," ucap pelukis lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta jurusan Desain Interior asal Kampung Ketintang Surabaya.  
    
Lantas apa yang dia coba sampaikan dengan gambar-gambar berbagai karakter warna hitam yang ditempelkannya mengelilingi dinding ruangan ini?
    
Terus terang, Syalabi mengatakan, sedang melakukan eksperimen pada karyanya yang satu ini.  Dia berharap dapat memunculkan imajinasi dari lambang-lambang gambar berwarna hitam tersebut yang mengingatkan setiap pengunjung pada kenangannya sendiri-sendiri.
    
"Sebab kenangan bagi tiap orang itu kan berasal dari bayang-bayang yang muncul di pikiran. Ya, saya mencoba bermain-main dengan bayang-bayang untuk memunculkan kenangan bagi tiap orang yang memasuki ruang pameran ini," ucapnya.
    
Pengamat seni rupa Hari Prajitno mengapresiasi ekperimen yang dilakukan Syalabi dalam pameran ini. Dia menilai, dari segi penataan lukisan di keseluruhan tiga ruang pamer Galeri Prabangkara, Syalabi sudah terlihat sangat eksperimentatif. 
    
Bagi dosen Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya ini, eksperimen yang terlihat dalam keseluruhan pameran tersebut merupakan progres bagi harkat kemanusiaan Syalabi sebagai seorang pelukis. "Dia adalah pelukis yang evolutif dan perspektif," ucapnya. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017