Trenggalek (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, berencana menjadikan kawasan pesisir Pantai Prigi sebagai episentrum (pusat) kota maritim yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi wilayah.
    
"Selama ini Prigi seakan-akan tidak punya pusat kota. Padahal pusat kota itu penting untuk membentuk struktur untuk memicu pertumbuhan kawasan," kata Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak di Trenggalek, Selasa.
    
Emil yang berlatar pendidikan penata kota atau urban planner, menyatakan tahu betul bahwa setiap kota itu harus memiliki struktur, dimulai dari episentrum yang kemudian berkembang menjadi struktur kota yang nyaman dan produktif bagi warganya.
    
"Trenggalek punya satu kesempatan dengan menempatkan Prigi yang memiliki posisi unik, karena di sana (Prigi) pemda memiliki aset tanah seluas lebih dari 11 hektare," katanya.
    
Posisi aset yang berhadapan langsung dengan Pantai Prigi yang pemandangannya indah itulah yang kini diharapkan sebagai episentrum Kota Maritim..
    
"Akan sangat sayang sekali kalau memiliki aset dengan posisi unik seperti itu tapi ruang geraknya sangat terbatas karena terada warung-warung di pinggir pantai," kata Emil.
    
Padahal menurut Emil, ruang aset dari bibir pantai ke belakang (darat) masih terbentang sekitar 180 meter.  
    
Namun karena ada puluhan warung yang berdiri berjajar berjarak hanya 30-an meter menghadap pantai, padangan pengunjung menjadi terhalang.
    
Dampak lebih buruk, kata Emil, Trenggalek seperti kehilangan kesempatan membangun pusat kota.
    
"Konsep yang kami tawarkan itu adalah menjadikan seluruh kawasan Prigi sebagai pusat kota, menjadi semakin ramai dan yang dagang semakin laku, dan pariwisata tumbuh berkembang dengan baik," papar Emil.
    
Ia menegaskan, konsep yang ditawarkan pemerintah daerah saat ini adalah menata ulang kawasan Prigi dengan tidak memblokir dan memonopoli pandangan ke pantai oleh beberapa puluh orang saja.
    
"Tetapi kami ingin lay out sedemikian rupa sehingga yang makan di Prigi bisa melihat pantai, tetapi yang ingin melihat langsung ke pantai juga tidak terblokir pemandangannya dari kios-kios yang berdiri berjejer melintang di sana," kata Emil.
    
Penjelasan Emil itu sebagai tanggapan atas dinamika yang muncul di tingkat pedagang yang keberatan dengan rencana penataan ulang kawasan Prigi.
    
"Namun demikian, semua ini kan proses yang perlu diberikan pengertian ke masyarakat. Tidak perlu lah demo, kami terbuka untuk berdialog, siapa tahu ide yang lebih cemerlang lagi yang muncul dari masyarakat," ujarnya.
    
Emil menegaskan pentingnya pembangunan partisipatif, dengan melibatkan masyatakat melalui mekanisme dialogis.
    
Kendati membuka dialog dan kran partisipasi warganya, Emil mengingatkan bahwa kepentingan umum harus lebih dikedepankan dibanding kepentingan golongan.
    
"Bahwa kita mungkin bicara 10 orang yang kurang berkenan (dengan rencana penataan ulang kawasan) dan ekonomi 800 ribu masyarakat Trenggalek yang mungkin bisa dipicu dengan adanya kota Prigi yang produktif," katanya.
    
Ia menambahkan, pengertian itulah yag ingin terus disampaikan pemangku kepentingan di Trenggalek kepada kelompok pedagang yang saat ini keberatan dengan rencana pembangunan kawasan Kota Maritim di Prigi. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017