Bangkalan (Antara Jatim) - Aparat kepolisian dari jajaran Polres Bangkalan, Jawa Timur, hingga kini terus menyelidiki kasus perampokan yang menimpa anak usia 8 tahun penjaga rombong bakso di wilayah itu beberapa hari lalu.

"Hingga saat ini, kami terus melakukan penyelidikan pelaku perampokan itu dengan menerjunkan tim bagian reskrim dan tim intelijen," kata Kasubag Humas Polres Bangkalan AKP Bidarudin di Bangkalan, Minggu.

Ia menjelaskan, data yang miiliki polisi tentang pelaku perampokan anak penjaga rombong bakso itu minim dan tidak ada yang mengenali pelaku, termasuk korban.

"Jadi yang bersangkutan tidak mengenali identitas, dan juga tidak ada saksi yang melihat peristiwa itu, karena kejadiannya berlangsung cepat," katanya, menjelaskan.

Kasubag Humas AKP Bidarudin menjelaskan, polisi telah mendatangi warung bakso tempat kejadian perkara (TKP) perkara berlangsung dan meminta keterangan saksi di sekitar lokasi.

Polisi juga minta keterangan korban tentang kronologi perampokan dan ciri-ciri pelaku, tapi data yang dimiliki petugas masih sumir, sehingga menjadi kendala tersendiri untuk segera melakukan penangkapan. 

Anak dibawah umur yang menjadi korban perampokan itu bernama Mario Dwi Nugroho (12), warga Kelurahan Pejagan, Kota Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Dia menjadi korban perampokan saat menjaga warung bakso sekitar pukul 06.00 Rabu (22/2/2017). 

Kala itu, korban sedang menggantikan orang tuanya karena berbelanja ke pasar untuk membeli kebutuhan dagangan.

 Perampok berhasil menggasak uang Rp8 juta dari warung Bakso Selera di Jalan Raya Bancaran, Kelurahan Bancaran, Kecamatan Kota Bangkalan. 

Bidarudin menuturkan, anak yang bernama Mario itu berangkat dari rumahnya ke warung bakso bersama ayahnya Supriyadi Listiyanto (43). Setibanya di warung, Mario membantu menata barang dagangan yang akan dijual.

Sementara ayahnya Supriyadi, pergi ke Pasar Baru Bancaran untuk membeli lontong. Saat ayahnta pergi itu, Mario tinggal seorang diri di warung bakso itu.

Sekitar lima menit setelah Supriyadi pergi, datang orang tidak dikenal menggunakan sepeda motor Satria hitam. 

Orang itu langsung masuk warung yang dijaga Mario. Dengan nada membentak, orang tersebut menyuruh Mario menunjukan tempat penyimpanan uang.

Anak dibawah itu langsung menunjukkan tempat penyimpanan uang dan memberikannya kepada perampok. "Saat hendak kabur, saya sempat berteriak maling, tapi tidak ada warga yang mendengarnya," tutur siswa kelas 6 SDN Pajagaan 1, Kecamatan Bangkalan itu.

Bocah ini mengaku tidak mengenali identitas korban, kecuali ciri-ciri fisiknya saja, seperti berbadan besar, berkulit cokelat, menggunakan helm, memakai kaos oblong lengan panjang, dan mengenakan celana jeans.

Berbadasarkan catatan Antara, kasus tindak pidana kriminal seperti perampokan, pencurian, begal dan narkoba, memang paling rawan di Kabupaten Bangkalan dibanding tiga kabupaten lain di Madura.

"Ini menjadi tugas kita semua. Kebersamaan antara polisi dengan masyarakat sangat harapkan, sebab dengan jumlah personel terbatas, tidak mungkin kami bisa bergerak cepat memberantas semua jenis penyakit masyarakat di Bangkalan ini," kata Kasubag Humas Polres Bangkalan Bidarudin.

Oleh karena ia mengajak peran aktif semua pihak, sehingga Bangkalan bisa bebas dari berbagai jenis tindak pidana kriminal yang kini sudah sangat meresahkan masyarakat. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017