Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan cabai rawit merah kering asal India lebih diminati konsumen karena rasanya lebih pedas dibandingkan cabai rawit kering asal China.
"Cabai rawit kering asal India lebih disukai masyarakat, karena rasanya jauh lebih pedas dibandingkan cabai rawit kering asal China," kata seorang pedagang di Pasar Kota, Bojonegoro Wardiyati, Sabtu.
Bahkan, lanjut dia, banyak pembeli yang menolak membeli cabai rawit merah kering China, meskipun harganya lebih murah.
"Untuk tingkat penjualan bisa 10:1 antara cabai rawit merah kering India dengan China," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia, pedagang di pasar setempat mencampur cabai rawit merah kering India dengan China sebagai usaha menurunkan harga, selain bisa menjual cabai rawit merah kering China.
"Cabai rawit merah kering asal India ciri-cirinya panjang dan bagus, sedangkan China lebih besar," ucap dia.
Menurut dia, juga pedagang cabai di pasar setempat Tulus, pembeli cabai rawit kering asal India dan China kebanyakan pedagang makanan, karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan cabai rawit merah lokal.
"Cabai rawit asal India dan China juga banyak dijual di pasar tradisional seperti di Kecamatan Padangan dan Sumberrejo," ucapnya.
Para pedagang di sejumlah pasar tradisional, menurut dia, membeli dari pedagang besar untuk cabai rawit merah India Rp50.000 per kilogram dan cabai rawit merah China Rp40.000 per kilogram.
"Harga cabai rawit merah kering India dan China stabil baik di pedagang besar maupun pedagang kecil di pasar dalam dua bulan terakhir," Ucap Tulus menambahkan.
Mengenai cara menjualnya, lanjut dia, pedagang di pasar setempat ada yang dengan cara memasukkan cabai ke dalam kantong plastik dengan harga mulai Rp3.000,Rp5.000,Rp10.000 dan Rp15.000.
Seorang pedagang asal Tuban Yadi mengaku mampu menjual cabai rawit kering asal India dan China kepada pedagang di pasar setempat sekitar 1 kuintal per hari sejak harga cabai rawit merah tinggi lebih dari sebulan lalu.
"Kalau saya bisa menjual cabai rawit kuning 1 ton per hari," tambah pedagang asal Tuban Ny. Pasri.
Menurut Pasri, cabai rawit kuning yang dijual itu hasil panenan dari sejumlah desa di Kecamatan Rengel, Tuban sejak sepekan lalu.
"Tapi di Tuban belum ada panen cabai rawit merah," ujarnya.
Di Pasar Kota Bojonegoro menyebutkan harga cabai rawit merah berkisar Rp120.000-130.000 per kilogram, cabai merah lompong Rp25.000 per kilogram, cabai lompong hijau Rp15.000 per kilogram dan cabai tampar Rp35.000 per kilogram.
Untuk cabai rawit kuning turun menjadi Rp30.000 per kilogram, yang semula sempat mencapai Rp60.000 per kilogram, sejak sepekan lalu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Cabai rawit kering asal India lebih disukai masyarakat, karena rasanya jauh lebih pedas dibandingkan cabai rawit kering asal China," kata seorang pedagang di Pasar Kota, Bojonegoro Wardiyati, Sabtu.
Bahkan, lanjut dia, banyak pembeli yang menolak membeli cabai rawit merah kering China, meskipun harganya lebih murah.
"Untuk tingkat penjualan bisa 10:1 antara cabai rawit merah kering India dengan China," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia, pedagang di pasar setempat mencampur cabai rawit merah kering India dengan China sebagai usaha menurunkan harga, selain bisa menjual cabai rawit merah kering China.
"Cabai rawit merah kering asal India ciri-cirinya panjang dan bagus, sedangkan China lebih besar," ucap dia.
Menurut dia, juga pedagang cabai di pasar setempat Tulus, pembeli cabai rawit kering asal India dan China kebanyakan pedagang makanan, karena harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan cabai rawit merah lokal.
"Cabai rawit asal India dan China juga banyak dijual di pasar tradisional seperti di Kecamatan Padangan dan Sumberrejo," ucapnya.
Para pedagang di sejumlah pasar tradisional, menurut dia, membeli dari pedagang besar untuk cabai rawit merah India Rp50.000 per kilogram dan cabai rawit merah China Rp40.000 per kilogram.
"Harga cabai rawit merah kering India dan China stabil baik di pedagang besar maupun pedagang kecil di pasar dalam dua bulan terakhir," Ucap Tulus menambahkan.
Mengenai cara menjualnya, lanjut dia, pedagang di pasar setempat ada yang dengan cara memasukkan cabai ke dalam kantong plastik dengan harga mulai Rp3.000,Rp5.000,Rp10.000 dan Rp15.000.
Seorang pedagang asal Tuban Yadi mengaku mampu menjual cabai rawit kering asal India dan China kepada pedagang di pasar setempat sekitar 1 kuintal per hari sejak harga cabai rawit merah tinggi lebih dari sebulan lalu.
"Kalau saya bisa menjual cabai rawit kuning 1 ton per hari," tambah pedagang asal Tuban Ny. Pasri.
Menurut Pasri, cabai rawit kuning yang dijual itu hasil panenan dari sejumlah desa di Kecamatan Rengel, Tuban sejak sepekan lalu.
"Tapi di Tuban belum ada panen cabai rawit merah," ujarnya.
Di Pasar Kota Bojonegoro menyebutkan harga cabai rawit merah berkisar Rp120.000-130.000 per kilogram, cabai merah lompong Rp25.000 per kilogram, cabai lompong hijau Rp15.000 per kilogram dan cabai tampar Rp35.000 per kilogram.
Untuk cabai rawit kuning turun menjadi Rp30.000 per kilogram, yang semula sempat mencapai Rp60.000 per kilogram, sejak sepekan lalu. (*)
Video oleh: Slamet Agus S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017