Surabaya (Antara Jatim) - Paguyuban Seniman Jawa Timur (PAS Jatim) mengusulkan pengelolaan Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta, yang rutin menampilkan pertunjukan kesenian daerah, minimal sebulan sekali. 
    
"Kita harap THR Surabaya bisa menjadi minaturnya TMII di Jatim. Kalau TMII bisa mejadi tempat wisata yang rutin menampilkan pertunjukan seni dari berbagai daerah di nusantara, semestinya THR dapat menampilkan kesenian-kesenian asal seluruh daerah di Jatim," ucap Wakil Ketua PAS Jatim Eko Tjahjono Prijanto. 
    
Di sela pengumuman kepengurusan PAS Jatim yang baru periode 2017 – 2022 di Surabaya, Jumat, Eko meyakini, dengan menjadi miniatur TMII di Jatim, THR Surabaya bisa kembali hidup menjadi pusat kesenian sekaligus sebagai objek wisata yang dapat menarik wisatawan.  
    
"Tapi pertunjukannya harus rutin digelar, jangan sekali tampil setelah itu tidak ada kegiatan lagi," tuturnya.  
    
Eko mencontohkan, pengelola THR dapat menunjuk satu daerah kabupaten atau kota di Jawa Timur untuk menampilkan kesenian tradisinya, minimal sebulan sekali, dan seterusnya digilir menunjuk daerah dari kabupaten/ kota lainnya menempilkan kesenian tradisi pada bulan-bulan berikutnya.
    
"Kesenian tradisi di satu daerah kabupaten itu kan banyak, tidak hanya ada satu-dua saja. Dengan rutin menggelarnya, saya jamin THR akan kembali hidup menjadi pusat kesenian yang dapat menarik pengunjung," ungkapnya.  
    
Pembiayaan produksi pementasannya, Eko menambahkan, tidak harus pemerintah daerah yang menanggungnya. 
    
"Bisa kita minta dana sosial/ 'Corporate Social Responsibility' dari perusahaan yang berkembang di daerah kabupaten/ kota masing-masing. Semisal yang mau tampil adalah kelompok kesenian tradisi dari Kabupaten Gresik, kita bisa minta bantuan ke PT Petrokimia untuk mendanai biaya produksinya," imbuhnya.  
    
Kepengurusan PAS Jatim periode 2017 – 2022 rencananya akan dilantik oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di Surabaya, Sabtu (25/2). Eko adalah salah seorang seniman yang menggagas pembentukan PAS Jatim yang berdiri sejak 2013. Menurut dia, seniman Jatim perlu membentuk paguyuban karena selama ini eksistensi seniman di Jatim terkotak-kotak oleh organisasinya sendiri-sendiri. 
    
Dengan terbentuknya PAS Jatim, Eko meyakinkan, seniman yang sebelumnya berdiam di berbagai organisasinya masing-masing, seperti Persatuan Artis Film Indonesia, Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia, Persatuan Artis Sinetron Indonesia, dan lain sebagainya, dapat difasilitasi melalui wadah ini.  
    
"PAS Jatim juga dapat memecah kebuntuan seniman dalam berkarya. Sebab di sini berkumpul penari, pemusik, pelukis, pemain film, seniman tradisi, hingga komedian, sehingga melalui wadah ini mereka bisa saling berdiskusi untuk menghasilkan karya baru," ungkapnya.
    
Ketua PAS Jatim Lusiati Fauzie menambahkan, permasalahan seniman saat ini adalah kesulitan mencari dana untuk memproduksi karya-karyanya. Dia berjanji, selama periode kepemimpinannya lima tahun ke depan, akan mencarikan jalan agar seniman Jatim tetap bisa berkarya. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017