Trenggalek (Antara Jatim) - Sejumlah peternak dan pedagang di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengeluhkan penurunan harga jual sapi dan kambing selama sepekan terakhir, diduga dipengaruhi faktor cuaca serta isu antraks yang diduga menjangkit beberapa ternak setempat.
    
"Akhir-akhir ini jarang ada yang beli ternak (sapi dan kambing), makanya harganya jadi turun," kata salah satu pedagang sapi Mujiono di Trenggalek, Jumat.
    
Ia mengatakan, tren penurunan harga ternak terjadi dalam kurun lima hari terakhir.
    
Jika sebelumnya satu ekor sapi dewasa jenis brahman dengan bobot tujuh kuintal bisa dijual Rp24 juta, misalnya, saat ini harganya turun di kisaran Rp22,5 juta atau bahkan lebih rendah.
    
Menurut Mujiono, penurunan rata-rata Rp1,5 juta per ekor tersebut terjadi pada semua jenis sapi.
    
Sementara untuk ternak kambing rata-rata mengalami penurunan sekitar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per ekor.
    
"Penyebabnya bisa banyak faktor, dan salah satunya karena cuaca ekstrem yang memicu hujan sepanjang tahun," katanya.
    
Mengenai isu antraks yang dikabarkan menjangkit dua ekor sapi di Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu pada Januari 2017, Mujiono mengaku tidak risau.
    
Ia berkilah isu atau kabar antraks tersebut belum terbukti dan teruji secara keilmuan serta keyakinannya bahwa kondisi ternak dagangannya yang telah melalui pemeriksaan dan dipastikan sehat.
    
"Tidak menjadi persoalan mengenai adanya kabar itu. Sebab sapi yang kami jual semua sehat. Kami juga selalu meneliti sebelum membeli," katanya.
    
Senada, pedagang kambing bernama Sutrisno mengakui saat ini penjualan kambing terbilang sulit.
    
Namun ia menyatakan bahwa tren penurunan sudah terjadi sebelum isu atau kabar antraks mulai ramai di beritakan media massa.
    
"Pembeli memang berkurang. Kami berharap pemerintah daerah agar secepat mungkin memperbaiki jalan sebagai jalur transportasi, atau menetraliris isu bakteri antraks yang ada agar tidak ada kekhawatiran bagi pembeli," katanya.
    
Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek Budi Satriawan, mengimbau masyarakat, khususnya para peternak dan pedagang agar tidak khawatir berlebihan.
    
Ia menegaskan bahwa Dispertan Trenggalek telah melakukan berbagai pencegahan terkait hal tersebut.
    
Salah satunya adalah melakukan tindakan pencegahan dengan berkoordinasi pihak kepolisian, khususnya jajaran polsek di wilayah perbatasan agar membantu mengawasi lalu-lintas kendaraan yang mengakut hewan.
    
"Sehingga, jika menemukan ada kendaraan yang mencurigakan mengangkut hewan tidak sehat agar segera dihentikan dan melaporkan ke Dispertan agar di cek kondisi hewan itu," katanya.
    
Budi mengatakan bahwa setiap hewan dari luar kota pasti ada surat keterangan kesehatannya.
    
"Sehingga jika ditemukan kasus ternak sakit atau mencurigakan polisi bisa langsung menghentikan lalu mengecek kelengkapan surat-suratnya. Apabila tidak ada, ya bisa langsung menghubungi kami," kata Budi.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017