Surabaya (Antara Jatim) - Manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya menjelaskan penyebab sering terjadinya pipa bocor di sejumlah kawasan di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu.
     
Sekretaris PDAM Surabaya M. Iqbal, di Surabaya, Minggu, mengatakan pihaknya terus berupaya memberika pelayanan yang maksimal kepada masyarakat meski selama ini dalam memberikan pelayanan tersebut kadang terkendala oleh banyaknya pipa yang bocor. 
     
 "Dampaknya, karena ada proyek perbaikan, distribusi air ke pelanggan menjadi terganggu," katanya.
     
 Ia mengaku ada beberapa penyebab terjadinya kebocoran yakni selain faktor usia pipa yang sudah tua, tekanan yang berat ke pipa, juga akibat pengerjaan proyek utilitas.
     
 "Sebagian pipa PDAM memang sudah tua, ada yang 25 tahun bahkan 50 tahun," ujarnya.
     
 Namun, lanjut dia, dengan sistem pemeliharaan dengan teknologi katodik protection, karat pada pipa bisa diminimalisir. Ia mencontohkan, jaringan pipa ke sumber air Umbulan usianya bahkan sudah ratusan tahun.
     
 "Pipa Umbulan sejak zaman Belanda, tahun 1912. Tapi masih bagus karena kualitas airnya bagus," ujarnya.
     
Iqbal memperkirakan pipa PDAM yang usianya sudah tua berkisar 30 persen dari jaringan pipa yang ada. Sementara terkait beban tekanan terhadap pipa PDAM yang juga menjadi penyebab kebocoran, hal itu terjadi karena adanya pelebaran jalan di sejumlah kawasan. 
     
 Pipa PDAM yang semula letaknya ditepi jalan, akhirnya berada di tengah. "Untuk mengatasinya kita relokasi," ujarnya.
     
 Relokasi pipa PDAM, sebelumnya dilakukan di kawasan Indrapura maupun frontag road. Relokasi dilakukan terutama jika posisi pipa berada di jalur protokol.
     
 "Jika bukan jalur protokol tidak masalah. Kalau di jalan protokol kan tonase kendaraannya tinggi, meski pipa sudah ditanam 2-3 meter," katanya.
     
M. Iqbal menegsakan untuk kebutuhan pemeliharaan dan perbaikan jaringan pipa, alokasi anggran  yang dibutuhkan per tahun relatif besar sekitar Rp10 miliar-Rp20 miliar. 
     
 Namun, ia menegaskan, setiap terjadi kebocoran, pihaknya berupaya memperbaiki secepatnya. Hanya kadangkala, kendala yang dihadapi adalah masalah lingkungan, yakni tanah rawan longsor, dan besaran pipa yang diganti.
     
 "Kalau rawan longsor atau diameter pipanya besar semakin lama.
Sebaliknya, jika tak ada kendala , perbaikan diperkirakan hanya membutuhkan waktu sehari," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017