Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, berencana memindahkan empat kepala keluarga (KK) dengan jumlah 11 jiwa ke tanah Perhutani, karena tanah milik korban di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, rawan terjadi longsor susulan.
    
"Tim Ahli Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Migas Cepu, Jawa Tengah, merekomendasikan lokasi pemukiman di atas tanah retak harus dikosongkan, karena rawan terjadi longsor susulan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Sabtu.
    
Apalagi, lanjut dia, berdasarkan keterangan warga setempat longsor sudah pernah terjadi beberapa waktu yang lalu..
    
Oleh karena itu, menurut dia, pemkab dan pemerintah desa (pemdes) akan segera merelokasi warga ke tanah Perhutani dengan sistem tukar guling dengan tanah milik warga yang sekarang retak.
    
"Pemkab akan memberikan santunan untuk biaya relokasi warga didukung anggaran pemerintah desa (pemdes) melalui pos tanggap bencana," jelas dia.
    
Menurut dia, dinas sosial juga akan melakukan pelatihan bagi warga korban tanah retak, karena tanah pertanian yang mereka miliki juga rusak terkena dampak dalam kejadian tanah retak di desa setempat.
    
"warga terancam tidak bisa bekerja karena tanah pertaniannya rusak akibat terkena longsoran tanah. Pemkab akan melakukan pemantauan kesehatan warga terdampak 11 jiwa karena di antaranya, ada yang lanjut usia dan hamil," tuturnya.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan Tim Ahli Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Migas Cepu yang melakukan penelitian dengan tim BPBD sehari lalu juga merekomendasikan tanah retak di lokasi setempat harus segera diisi tanah lempung.
    
Tujuannya agar tanah menjadi padat sehingga air hujan tidak meresap ke dalam tanah sebagai usaha menghindari longsor susulan.
    
"Sifat fisik tanah setempat gembur dan air mudah meresap dengan ketebalan 5 meter, selain juga adanya bidang gelincir dengan sudut lereng 37 derajat," jelas dia.
    
Langkah lain yang perlu dilakukan, kata dia, di lereng setempat perlu ditanami tanaman yang  berakar kuat untuk menahan longsoran.
    
"Ancaman banjir juga rawan terjadi jika terjadi hujan deras," katanya menegaskan.
    
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tanah retak yang didahului ledakan di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, pada Kamis (16/2).
    
Namun sebanyak 11 jiwa (4 KK) yang menghuni tujuh rumah di atas tanah retak di lokasi setempat dievakuasi ke tempat yang aman dengan jarak 1 kilometer dari lokasi kejadian, bahkan rumah warga harus dibongkar. (*)






Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017