Malang, (Antara Jatim) - "Desaku Menanti" yang dihuni para eks gelandangan dan pengemis yang berlokasi di Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, menjadi destinasi kampung wisata baru di kota itu dengan menonjolkan Topeng Malangan sebagai ikon.
Setidaknya ada 100 topeng di Desaku Menanti itu dihuni oleh 188 jiwa dari 38 Kepala Keluarga (KK). Selain 100 topeng berukuran sedang dan kecil, ada dua topeng berukuran "raksasa" yang diluncurkan sebagai kampung wisata Topeng Malangan.
"Dengan dijadikannya Desaku Menanti sebagai desa wisata, akan menjadikan penduduk wilayah ini semakin berkembang. Sekarang kami fokus untuk mengembangkan Desaku Menanti yang dibiayai oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dengan mengembangkan wirausaha sesuai keterampilan dan kemampuan masing-masing," kata Wali Kota Malang, Jawa Timur, Moch Anton di sela peluncuran Desa Wisata Topeng Malangan di Desaku Menanti, Selasa.
Anton mengemukakan ada sejumlah wira usaha dan produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berkembang. Namun demikian, dengan diluncurkannya ikon Topeng Malangan, warga di Desaku Menanti bisa membuat topeng, selanjutnya dipasarkan secara luas, disamping sebagai souvenir bagi wisatawan yang datang ke Desaku menanti.
Sehingga, lanjut Anton, mereka punya modal usaha. Anak-anak di sini juga diajarkan untuk berkreasi, mewarnai atau membuat topeng untuk dijual agar menghasilkan.
Untuk menunjang akses menuju Desa Wisata Desaku Menanti itu, katanya, Pemkot Malang akan memperbaikinya secara bertahap. "Setelah sekian kalinya saya berkunjung ke Desaku Menanti ini, sudah menunjukkan perkembangan cukup pesat, hanya tinggal akses menuju ke sini yang harus diperbaiki secepatnya, termasuk rambu-rambu dan penunjuk agar wisatawan tidak sampai tersesat," urainya.
Miniatur topeng malangan itu, nantinya menjadi usaha baru untuk warga penghuni di Desaku Menanti, selain sejumlah usaha yang dikembangkan sejak diresmikan oleh Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa November tahun lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang Sri Wahyuningtyas mengatakan setelah dijadikan desa wisata, pihaknya menginginkan pola pikir warga Kampung Desaku Menanti berubah. "Tidak selamanya pemkot memberikan bantuan. Semua fasilitas sudah diberikan di sini. Jadi kalau mau berubah, pola pikir juga harus berubah," katanya.
Mereka, kata Sri Wahyuningtyas yang akrab disapa Yuyun itu mengatakan harus berusaha untuk berkembang. "Harapan kami setelah menjadi desa wisata dengan ikon kampung topeng malangan, akan banyak wisatawan yang ke sini, sekalian menengok usaha yang dimiliki warga di sini," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Setidaknya ada 100 topeng di Desaku Menanti itu dihuni oleh 188 jiwa dari 38 Kepala Keluarga (KK). Selain 100 topeng berukuran sedang dan kecil, ada dua topeng berukuran "raksasa" yang diluncurkan sebagai kampung wisata Topeng Malangan.
"Dengan dijadikannya Desaku Menanti sebagai desa wisata, akan menjadikan penduduk wilayah ini semakin berkembang. Sekarang kami fokus untuk mengembangkan Desaku Menanti yang dibiayai oleh Kementerian Sosial (Kemensos) dengan mengembangkan wirausaha sesuai keterampilan dan kemampuan masing-masing," kata Wali Kota Malang, Jawa Timur, Moch Anton di sela peluncuran Desa Wisata Topeng Malangan di Desaku Menanti, Selasa.
Anton mengemukakan ada sejumlah wira usaha dan produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berkembang. Namun demikian, dengan diluncurkannya ikon Topeng Malangan, warga di Desaku Menanti bisa membuat topeng, selanjutnya dipasarkan secara luas, disamping sebagai souvenir bagi wisatawan yang datang ke Desaku menanti.
Sehingga, lanjut Anton, mereka punya modal usaha. Anak-anak di sini juga diajarkan untuk berkreasi, mewarnai atau membuat topeng untuk dijual agar menghasilkan.
Untuk menunjang akses menuju Desa Wisata Desaku Menanti itu, katanya, Pemkot Malang akan memperbaikinya secara bertahap. "Setelah sekian kalinya saya berkunjung ke Desaku Menanti ini, sudah menunjukkan perkembangan cukup pesat, hanya tinggal akses menuju ke sini yang harus diperbaiki secepatnya, termasuk rambu-rambu dan penunjuk agar wisatawan tidak sampai tersesat," urainya.
Miniatur topeng malangan itu, nantinya menjadi usaha baru untuk warga penghuni di Desaku Menanti, selain sejumlah usaha yang dikembangkan sejak diresmikan oleh Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa November tahun lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang Sri Wahyuningtyas mengatakan setelah dijadikan desa wisata, pihaknya menginginkan pola pikir warga Kampung Desaku Menanti berubah. "Tidak selamanya pemkot memberikan bantuan. Semua fasilitas sudah diberikan di sini. Jadi kalau mau berubah, pola pikir juga harus berubah," katanya.
Mereka, kata Sri Wahyuningtyas yang akrab disapa Yuyun itu mengatakan harus berusaha untuk berkembang. "Harapan kami setelah menjadi desa wisata dengan ikon kampung topeng malangan, akan banyak wisatawan yang ke sini, sekalian menengok usaha yang dimiliki warga di sini," ucapnya.(*)
Video oleh : Endang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017