Malang, (Antara Jatim) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang (DPUPR) Kota Malang menyasar sekitar 1.500 unit rumah warga setempat sebagai tahap awal realisasi program Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) di wilayah itu.
Kepala DPUPR Kota Malang, Jawa Timur, Hadi Santoso, di Malang, Senin, mengemukakan pengelolaan air limbah melalui program SPAL di kota itu akan dirancang terpusat dengan skala (tingkat) kota.
"SPAL ini merupakan program yang digagas Kementerian PU, bukan hanya Kota Malang. Ke depan seluruh daerah juga akan menggunakan sistem ini, namun realisasinya bergilir," kata Hadi Santoso yang akrab dipanggil Soni tersebut.
Menurut Soni, saat ini tahapan untuk merealisasikan pembangunan SPAL baru memasuki pengerjaan detail engineering design (DED). Hanya saja, Soni belum bisa memastikan kapan pengerjaan fisik dimulai, karena saat ini perancangan DED masih di tangan Pemerintah Provinsi (Pemprov).
Soni mengakui sampai sekarang dirinya juga belum mengetahu berapa besar anggaran yang dibutuhkan. "Kami masih menunggu penyelesaian penggarapan DED. Namun, yang pasti tahun ini kami masih fokus pada sosialisasi kepada masyarakat," urainya.
Sambil menunggu penuntasan DED, lanjut Soni, pihaknya merancang jalur pipa yang akan dilalui SPAL, sebab pada tahap awal sebanyak 1.500 unit rumah yang disasar untuk merealisasikan program SPAL tersebut.
"Kami juga masih memetakan rumah dan jalur potensial yang akan disambungkan dengan pipa-pipa SPAL. Untuk kegiatan ini dan sosialisasi pada masyarakat yang nanti rumahnya terkena jalur SPAL kami anggarkan sebesar Rp200 juta," katanya.
Beberapa tahun terakhir, Kota Malang juga telah emmbangun mandi, cuci, kakus (MCK) terpadu atau IPAL komunal di 54 keluarahan, bahkan tahun 2019 Pemkot Malang menargetkan seluruh wilayah sudah terjangkau sanitasi yang layak dan memadai (tidak ada warga buang air besar di sungai) serta saluran air bersih 100 persen.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Kepala DPUPR Kota Malang, Jawa Timur, Hadi Santoso, di Malang, Senin, mengemukakan pengelolaan air limbah melalui program SPAL di kota itu akan dirancang terpusat dengan skala (tingkat) kota.
"SPAL ini merupakan program yang digagas Kementerian PU, bukan hanya Kota Malang. Ke depan seluruh daerah juga akan menggunakan sistem ini, namun realisasinya bergilir," kata Hadi Santoso yang akrab dipanggil Soni tersebut.
Menurut Soni, saat ini tahapan untuk merealisasikan pembangunan SPAL baru memasuki pengerjaan detail engineering design (DED). Hanya saja, Soni belum bisa memastikan kapan pengerjaan fisik dimulai, karena saat ini perancangan DED masih di tangan Pemerintah Provinsi (Pemprov).
Soni mengakui sampai sekarang dirinya juga belum mengetahu berapa besar anggaran yang dibutuhkan. "Kami masih menunggu penyelesaian penggarapan DED. Namun, yang pasti tahun ini kami masih fokus pada sosialisasi kepada masyarakat," urainya.
Sambil menunggu penuntasan DED, lanjut Soni, pihaknya merancang jalur pipa yang akan dilalui SPAL, sebab pada tahap awal sebanyak 1.500 unit rumah yang disasar untuk merealisasikan program SPAL tersebut.
"Kami juga masih memetakan rumah dan jalur potensial yang akan disambungkan dengan pipa-pipa SPAL. Untuk kegiatan ini dan sosialisasi pada masyarakat yang nanti rumahnya terkena jalur SPAL kami anggarkan sebesar Rp200 juta," katanya.
Beberapa tahun terakhir, Kota Malang juga telah emmbangun mandi, cuci, kakus (MCK) terpadu atau IPAL komunal di 54 keluarahan, bahkan tahun 2019 Pemkot Malang menargetkan seluruh wilayah sudah terjangkau sanitasi yang layak dan memadai (tidak ada warga buang air besar di sungai) serta saluran air bersih 100 persen.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017