Kediri, (Antara Jatim) - Massa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kediri, Jawa Timur yang merupakan badan otonom organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor melakukan apel bersama, demi membela Pancasila dan NKRI dari rongrongan gerakan radikalisme.
Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri Munasir Huda mengemukakan ancaman yang merongrong Pancasila dan NKRI nampak di depan mata. Mereka dengan terang-terangan bahkan ingin mendirikan negara "khilafah".
"Kami menolak dengan tegas digantikannya NKRI dengan sistem konsep khilafah," katanya saat aksi damai tersebut, di area Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Sabtu.
Ia juga menegaskan, aparat penegak hukum harus tegas menghadapi gerakan serta aksi yang merusak empat pilar bangsa dan bernegara. Ia meminta setiap orang ataupun organisasi keagamaan yang anti-Pancasila serta merongrong pemerintah yang sah harus tegas dibubarkan.
Aksi itu selain diikuti massa dari GP Ansor Kediri, juga sejumlah lembaga lainnya, yaitu IPPNU, PMII, pagar nusa, GMNI, garda bangsa, pemuda kabah, dan sejumlah organisasi kepemudaan lainnya. Selain itu, juga terdapat sejumlah partai politik yang ikut aksi, yaitu PDIP, PPP, dan PKB.
Dalam aksinya, massa juga melakukan orasi serta melakukan deklarasi penolakan ideologi radikalisme tersebut. Kegiatan tersebut diawali pemberian tanda tangan di selembar kain berwarna putih oleh peserta aksi.
Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Kediri Sulkani mengatakan kondisi bangsa saat ini sangat mengkhawatirkan. Ia menilai, pemerintah serta aparat penegak hukum harus bertindak tegas. Selain itu, masyarakat juga harus bersama-sama merapatkan barisan menolak radikalisme yang mengatasnamakan agama hidup di Indonesia.
"Negara kita itu Islam Nusantara yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, Bhinneka Tunggal Ika. Kami berharap nantinya tidak ada lagi khilafah yang berdiri di Indonesia. Kami juga berharap, masyarakat juga memahami bahwa NKRI harga mati dan Pancasila sebagai ideologi bangsa," tegasnya.
Aksi damai itu juga mendapatkan kawalan yang ketat dari kepolisian. Namun, aksi berjalan dengan lancar dan tertib. Setelah aksi tuntas, mereka membubarkan diri dengan tertib.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri Munasir Huda mengemukakan ancaman yang merongrong Pancasila dan NKRI nampak di depan mata. Mereka dengan terang-terangan bahkan ingin mendirikan negara "khilafah".
"Kami menolak dengan tegas digantikannya NKRI dengan sistem konsep khilafah," katanya saat aksi damai tersebut, di area Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Sabtu.
Ia juga menegaskan, aparat penegak hukum harus tegas menghadapi gerakan serta aksi yang merusak empat pilar bangsa dan bernegara. Ia meminta setiap orang ataupun organisasi keagamaan yang anti-Pancasila serta merongrong pemerintah yang sah harus tegas dibubarkan.
Aksi itu selain diikuti massa dari GP Ansor Kediri, juga sejumlah lembaga lainnya, yaitu IPPNU, PMII, pagar nusa, GMNI, garda bangsa, pemuda kabah, dan sejumlah organisasi kepemudaan lainnya. Selain itu, juga terdapat sejumlah partai politik yang ikut aksi, yaitu PDIP, PPP, dan PKB.
Dalam aksinya, massa juga melakukan orasi serta melakukan deklarasi penolakan ideologi radikalisme tersebut. Kegiatan tersebut diawali pemberian tanda tangan di selembar kain berwarna putih oleh peserta aksi.
Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Kediri Sulkani mengatakan kondisi bangsa saat ini sangat mengkhawatirkan. Ia menilai, pemerintah serta aparat penegak hukum harus bertindak tegas. Selain itu, masyarakat juga harus bersama-sama merapatkan barisan menolak radikalisme yang mengatasnamakan agama hidup di Indonesia.
"Negara kita itu Islam Nusantara yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, Bhinneka Tunggal Ika. Kami berharap nantinya tidak ada lagi khilafah yang berdiri di Indonesia. Kami juga berharap, masyarakat juga memahami bahwa NKRI harga mati dan Pancasila sebagai ideologi bangsa," tegasnya.
Aksi damai itu juga mendapatkan kawalan yang ketat dari kepolisian. Namun, aksi berjalan dengan lancar dan tertib. Setelah aksi tuntas, mereka membubarkan diri dengan tertib.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017